Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] Jam Dinding Tertawa

13 November 2019   06:00 Diperbarui: 13 November 2019   06:02 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Setelah meeting, apa lagi? Jatuh cinta? Mencari istri? Ingat aturan main kita ya."

"Aku ingat. Jika kita ingin menikah, istri kita harus bersedia menjadi ibu untuk Silvi."

"Tepat. Dan sepertinya, kamu yang akan menikah. Aku sudah berkomitmen 95%..."

"Kalkulator Tuhan lebih canggih ketimbang perhitunganmu."

Pintu ruang rawat bergeser membuka. Seorang pria berjas putih dengan logo rumah sakit tersulam di dada berjalan masuk.

"Halo Calvin," sapanya.

Calvin terbatuk-batuk. Tulang punggungnya serasa ditarik. Kenapa punggungnya amat sakit tiap kali batuk?

"Dia kelelahan. Sok kuat dengan menggendong anaknya. Jadi begini..." lapor Adica.

Sang Onkologis manggut-manggut. Dia mulai memeriksa Calvin. Adica berdiri cemas di sisinya.

"Ya, kondisi saudara kembarmu drop. Calvin, jangan capek-capek ya. Kasihan tubuhmu."

"Dokter Tian, saya masih kuat."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun