"Setelah meeting, apa lagi? Jatuh cinta? Mencari istri? Ingat aturan main kita ya."
"Aku ingat. Jika kita ingin menikah, istri kita harus bersedia menjadi ibu untuk Silvi."
"Tepat. Dan sepertinya, kamu yang akan menikah. Aku sudah berkomitmen 95%..."
"Kalkulator Tuhan lebih canggih ketimbang perhitunganmu."
Pintu ruang rawat bergeser membuka. Seorang pria berjas putih dengan logo rumah sakit tersulam di dada berjalan masuk.
"Halo Calvin," sapanya.
Calvin terbatuk-batuk. Tulang punggungnya serasa ditarik. Kenapa punggungnya amat sakit tiap kali batuk?
"Dia kelelahan. Sok kuat dengan menggendong anaknya. Jadi begini..." lapor Adica.
Sang Onkologis manggut-manggut. Dia mulai memeriksa Calvin. Adica berdiri cemas di sisinya.
"Ya, kondisi saudara kembarmu drop. Calvin, jangan capek-capek ya. Kasihan tubuhmu."
"Dokter Tian, saya masih kuat."