Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] From Port Dickson With Love

10 November 2019   06:00 Diperbarui: 10 November 2019   06:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thistle Port Dickson Hotel (agoda.com)

Arini tertidur setengah jam kemudian. Mata Alea mulai berat. Namun, ia batal memejamkannya karena melihat Jose keluar kamar.

"Hei, where are you going?"

Pertanyaannya tak terjawab. Alea menghela napas, berharap suaminya tidak berbuat aneh-aneh.

Lama Jose menghilang. Kini Alea tak ingin tidur. Ia khawatir, khawatir terjadi sesuatu pada suaminya.

Tiba-tiba...

Lampu mati. Alea bersyukur karena Arini tidak terbangun. Seleret cahaya jatuh menimpa kumpulan bunga anggrek di depan pintu kamar.

"Alea, ikuti anggrek ini."

Sesaat Alea merasa aneh membaca tulisan itu. Mungkinkah ini ulah Jose? Apakah pendamping hidupnya itu mengajaknya pacaran lagi setelah menikah? Ada-ada saja.

Perlahan Alea bangun dari ranjang. Dilangkahkannya kaki mengikuti lajur bunga anggrek Cattleya. Bunga-bunga itu membawanya hingga ke luar kamar.

Kaki Alea terus melangkah. Dimanakah lajur-lajur anggrek Cattleya ini berakhir? Ternyata lajur bunga berakhir di gedung utama. Jauh sekali. Berapa banyak Cattleya yang disiapkan Jose untuk memberi kejutan padanya?

Sesosok pria tinggi, berhidung mancung, dan bermata sipit berdiri tegak menantinya. Kaki prostetik di tubuhnya tak menciptakan kesan aneh. Alea mengerjapkan mata. Tersadar kalau suaminya masih memiliki sisa-sisa ketampanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun