Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] From Port Dickson With Love

10 November 2019   06:00 Diperbarui: 10 November 2019   06:04 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Thistle Port Dickson Hotel (agoda.com)

"Iya, Sivia?"

"Aku kesal sama kamu. Kamu beli kaki palsu buat Jose tanpa bilang aku. Uang tiga juta buat beli kaki palsu, mendingan buat suntikan dana ke stasiun TV yang lagi kolaps. Memangnya Jose masih kurang kaya buat beli kaki palsu sendiri?"

Omelan bernada menyalahkan meluncur dari bibir Sivia. Alih-alih balas mengomel, Calvin mengelus rambut panjang istrinya.

"Menolong tidak boleh membedakan status sosial, Sivia. Lagi pula, uang tiga juta takkan banyak berarti untuk TV itu. Dia butuh dana puluhan Milyar. Sejak awal, aku membuat media idealis bukan untuk profit. So, tidak apa-apa kalau harus tutup. Nothing to loose."

"Ya tetap saja...kamu kan sudah mendirikannya susah payah. Masa mau berakhir begitu saja?"

Belaian Calvin semakin lembut. "Kalau televisi itu ditakdirkan tetap jalan, takkan ada yang bisa menghancurkannya."

Sivia membuka mulutnya ingin membantah lagi. Akan tetapi, dia batal membantah karena Calvin mendaratkan ciuman hangat di keningnya.

Tapi...

Ciuman ini tak biasa. Sivia menyentuh dahi. Cairan merah pekat menempel di tangannya. Pada saat bersamaan, Calvin menjauhkan tubuh dari Sivia.

"Uhuk..." Calvin terbatuk.

Lagi-lagi Sivia ditinggal sendiri. Calvin meninggalkannya untuk muntah dan membersihkan darahnya. Sivia merebahkan diri di ranjang, menatap langit-langit dengan masygul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun