Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Bangkitnya Kepala Keluarga

9 November 2019   06:00 Diperbarui: 9 November 2019   06:04 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bisa kok, kalo suamiku kaya."

Ada hal lain. Ya, Reinhard menangkap sorot lain dalam pancaran mata Rinjani. Bukan sorot mata galak seperti biasa. Tetapi juga pancaran kelelahan.

Lelahkah Rinjani dengan rumah tangga mereka? Lelahkah Rinjani melayani semua keperluan Reinhard? Lelahkah Rinjani menyaksikan suaminya yang sangat payah dalam menghasilkan uang?

Bibir Rinjani terkatup rapat. Ingin mengeluh, tapi tak bisa. Ingin kabur, tapi tak tega. Biar bagaimana pun, Reinhard tetaplah suaminya. Suami yang dia pilih dengan kesadaran penuh tanpa paksaan.

Seribu satu keluhan terpendam di hati Rinjani. Keluhan tentang betapa lelahnya mengurus rumah tangga. Keluhan tentang sulitnya menyisihkan uang untuk menabung. Neraca rumah tangga mereka selalu defisit. Jantung berdebar tiap akhir bulan, takut sisa saldo di ATM tak mencukupi.

Rinjani ingin mengungkapkan betapa beratnya menjadi istri pencari nafkah. Betapa kecewanya ia pada Reinhard yang tak bisa bertanggung jawab menafkahi. Betapa ia selalu menunggu-nunggu suaminya berubah.

Sering kali Rinjani iri pada tetangga-tetangganya. Dia membandingkan kehidupan mereka dengan roda kehidupannya sendiri. Lihatlah, Sivia istri pengusaha kaya. Dia bisa menyisihkan pendapatan butik dan job modelingnya untuk bersenang-senang. Rossie selalu dibelikan alat-alat masak baru oleh Adica. Chef Mutiara dimanja Revan dengan rumah dan mobil bagus. Revan bahkan tak perlu mengikuti durasi jam kantor hanya untuk menyenangkan Chef Mutiara. Mengajar tiga-empat jam, uang mengalir. Ummi Adeline leluasa pulang ke negeri Hitler tempat kelahirannya karena punya Abi Assegaf yang lebih secara materi. Dan seisi kompleks tahu, kalau Alea Cattleya selalu berlebih dalam hal kekayaan sebab semua itu terpenuhi oleh Jose Gabriel Diaz.

Belum sempat keluh kesah terlontar, bel pintu berdering. Rinjani berlari ke ruang depan. Sengaja ingin menghindari suaminya.

"Pagi, Mbak Rinjani...Mas Rein." sapa Ummi Adeline.

Rinjani mengulas senyum terpaksa. Reinhard muncul dari balik bahunya.

"Ummi Adeline...Abi Assegaf, mari masuk."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun