Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Pendamping Hidupku Istimewa

8 November 2019   06:00 Diperbarui: 8 November 2019   06:21 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau putuskan untuk pergi

Aku kan tetap menanti

meski tak akan kembali

Ini aku (Devano Danendra-Ini Aku).

**   

Lantai bergetar karena teriakan keras Sivia. Tidak, dia tidak bisa melihat tubuh suaminya disentuh sekumpulan pria-wanita berbaju putih. Mereka memegang pergelangan tangan Calvin. Menyuntikkan sesuatu, mengambil darah, dan mencatat sesuatu entah apa.

Rumah besar yang semula sunyi itu, kini dipenuhi peralatan medis. Mudah sekali bagi Calvin untuk mendatangkan tim medis beserta peralatannya ke rumah. Sebisa mungkin pria Desember itu menghindari perawatan di rumah sakit.

Lihatlah, Sivia berteriak dan memberontak melepaskan pelukan Chef Mutiara. Dia ingin, ingin berada di dekat suaminya. Calvin menyaksikan semua itu. Hatinya yang telah terikat dengan hati Sivia, dapat merasakan perihnya hati wanita itu.

Dan...

Percayakah kalian bahwa orang bisa menjadi kuat karena cinta? Salah satu sisi lain cinta adalah memberi kekuatan. Kekuatan bagi para pecinta untuk melakukan hal-hal yang berada di luar kesanggupan mereka.

Setelah semuanya selesai, Calvin bangkit. Bangkit dari ranjang. Niatnya ingin merengkuh Sivia. Sebelum niat itu terlaksana, Sivia maju menyerang para dokter dan suster. Sivia merebut tas salah seorang dokter dan melemparnya keluar jendela. Stetoskop yang menggantung di leher seorang dokter muda ia lepaskan paksa. Sivia yang biasanya tampil anggun memeragakan gaun-gaun cantik kini mengganas, memperlihatkan sisi gelapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun