Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Ketika Reinhard Ingin Sakit

30 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 30 Oktober 2019   07:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"I feel sorry for you."

Reinhard bersyukur telah datang ke rumah yang tepat. Bayangkan kalau ia curhat pada tetangga ajaibnya yang lain. Jose hanya akan mengangguk dengan wajah dingin sambil menanggapi pendek-pendek. Bukannya mendengarkan, Revan pastilah meminta sarapan bersama. Adica dan Rossie bakal memaksanya mencicipi masakan mereka yang gagal untuk kesekian kali. Calvin, Calvinlah yang membuatnya tenang.

Sambil menunggu MacBooknya booting, Calvin menyeduhkan coklat panas untuk Reinhard. Ia pendengar yang baik. Calvin menyediakan dirinya untuk mendengarkan, bukan mengomeli.

"Kalau bisa tetap sehat, mengapa harus sakit Rein?" Calvin menanggapi, lembut.

"Memangnya aku tidak boleh sakit? Biar Rinjani memperhatikanku..."

"Ada ribuan cara untuk menarik perhatian orang lain. Sakit bukanlah salah satunya..."

Kalimatnya terpotong. Sakit itu datang lagi. Mengganas, menggerogoti, menuntut diperhatikan.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Reinhard khawatir.

Calvin terbatuk. Darah segar mengalir dari sudut bibir dan hidungnya. Tertatih ia meninggalkan ruang tamu. Reinhard lekat mengikuti.

Lutut Reinhard lemas melihat apa yang terjadi. Calvin membuka keran wastafel. Ia muntah darah. Wastafel putih itu berubah kemerahan. Setelah memuntahkan darah, Calvin jatuh pingsan.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun