Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattelya] Cerita Mobil Kesayangan

16 September 2019   06:00 Diperbarui: 16 September 2019   06:11 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tersedu. Oh tidak, Calvin pastilah menyuarakan jeritan pilu hatinya lewat lagu. Dia mengenang betapa indahnya kebersamaan dengan Sivia di masa lalu. Kini, sikap Sivia berubah seratus delapan puluh derajat.

"Kenapa kamu menangis?" tanya saudara kembarku.

Aku diam. Lagu yang dibawakan Calvin begitu lembut dan menyayat. Teman-temanku ikut bertanya. Mereka khawatir melihatku tetiba bersedih.

"Kasihan aja sama tuanku...dia dilukai istrinya terus." ratapku.

Si H-RV jelek berdecak. "Alah, lebai. Udah biasa kali, tuan kita digituin."

"Apa maksud kamu?" jeritku frustrasi.

"Iya," Si Rubicon nimbrung.

"Tuan kita sering dimaki, dibodoh-bodohin sama istrinya, dan disakitin mulu. Kasian deh pokoknya. Lagian, perempuan kayak gitu ngapain dinikahin? Untung deh dia nggak pernah duduk bareng kita."

Kurunut ingatanku. Ya, Sivia hampir tak pernah duduk semobil dengannya. Mereka baru akan pergi bersama jika terpaksa. Misalnya, saat Calvin atau Sivia mendapat undangan ke pesta pernikahan dan mereka harus tampil bersama.

Setengah jam kemudian, Calvin muncul. Jasnya bernoda darah. Plester putih menyembul sekilas dari balik lengannya. Kedua pipinya memar. Iba, iba hatiku melihatnya.

Calvin membuka pintuku. Mesin menderu halus. Aku siap berangkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun