Kuharap kau masih pikirkanku
Tuhan, kembalikan dia padaku (Devano Danendra-Cintaku Hilang).
Piano berdenting lembut. Jari-jari mungil yang memainkannya bergetar menahan kesedihan. Ayah Calvin telah pergi. Pergi untuk memperhatikan orang lain. Lupakah Jose bahwa mulai saat ini dia harus rela berbagi cinta? Usai bermain piano, Jose memundurkan kursi rodanya.
Kursi roda otomatis itu jadi teman setianya. Semoga bukan untuk selamanya. Tak terbayangkan betapa menderitanya bila terus bergantung pada benda satu ini. Jose masih ingin mengelilingi tempat-tempat indah di seluruh dunia. Jose masih ingin bermain basket. Dan Jose masih ingin berlari dengan kakinya sendiri.
Sendiri, di dalam BMW putih yang melaju cepat ini, Ayah Calvin merindukan dua sosok yang paling dicintainya: Jose dan Bunda Alea. Keduanya begitu berharga. Jangan minta Ayah Calvin memilih.
Memilih Bunda Alea, itulah yang Ayahnya lakukan. Jose menyadari satu hal. Kini Ayahnya telah beristri. Cinta harus dibagi. Relakah ia bagi cinta sang ayah untuk Bunda Alea?
"Alea..."
Wanita berwajah amat cantik dengan rambut pendek itu melangkah anggun ke pelukan Ayah Calvin. A-line dress berwarna putih yang dikenakannya membuat penampilannya kian jelita. Lengan mulus Bunda Alea melingkar di leher pendamping hidupnya.
Jas hitam bertemu a-line dress putih. Ketampanan bertemu kecantikan. Malaikat bertemu putri. Pengusaha bertemu model. Mantan anggota marching band bertemu mantan gadis sampul. Calvin Wan bertemu Alea Cattleya.
"Miss you," bisik Bunda Alea.
"Me too."