Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hentikan Candaan Soal Penyakit

8 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 8 Juni 2019   06:42 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari raya memang menyebalkan! Tidak ada yang indah. Selain pertengkaran orang tua yang berulang, obrolan pindah agama, dan judgement tiada henti, masih ada satu lagi: candaan. Ya, soal bercanda. Bercanda yang bukan porsinya.

Saat hari raya tiba, momen kumpul keluarga ditunggu kebanyakan orang. Young Lady cantik hanya duduk dengan anggun sambil memperhatikan tanpa bicara. Obrolan-obrolan ringan terlontar. Canda dan tawa begitu lepas. Tapi...tak semua candaan itu pantas diucapkan.

Bagaimana tidak, mereka bercanda soal penyakit! What for? Astaga...penyakit bukanlah entitas yang layak dijadikan bahan candaan.

Awalnya, seorang tetua dalam keluarga menceritakan tentang kelainan darah yang dialaminya. Tentang opname tiga bulan sekali, transfusi, penemuan tumor, dan CT scan. Merinding Young Lady mendengar cerita itu. Serasa Young Lady ingin kabur saja dari sana.

Sampai akhirnya, beliau menertawakan kondisinya sendiri. Disusul canda dan tawa dari anggota keluarga lain. Pecahlah suasana di ruang tamu.

Young Lady kaget mendengarnya. Tidak pantas, sungguh tidak pantas menjadikan penyakit sebagai bahan bercanda, apa pun alasannya. Penyakit itu bahasan serius. Janganlah dijadikan candaan ringan saat kumpul keluarga. Seperti tidak ada materi jokes lain saja.

Ketika mereka tertawa, Young Lady tetap diam dengan bibir terkatup rapat. Young Lady cantik menggelengkan kepala sambil berujar,

"Nggak lucu. Nggak boleh bercanda soal penyakit."

Akan tetapi, yang lain masih meneruskan bercanda. My mom malah menggeser kakinya sambil mendiamkan Young Lady. Oh baby, ya jelas Young Lady makin frustrasi. Tidak ada yang mendengarkan Young Lady.

Anyway, Young Lady punya alasan untuk tidak menggunakan penyakit sebagai bahan candaan. Apa sih alasannya?

First, bercanda soal penyakit sama buruknya seperti body shaming. Mengolok-olok penyakit lebih sadis ketimbang lagunya Afgan. Penyakit itu kan sesuatu di dalam tubuh, di dalam jiwa dan raga. Penyakit diberikan Tuhan sebagai ujian untuk hambaNya. Sama seperti tubuh yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Cinta. Nah, bila kita bercanda soal penyakit, sama saja kita body shaming. Menghina tubuh, menghina ketetapan Tuhan. So, Young Lady cantik bermata biru sangat tidak setuju dengan candaan soal penyakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun