"Ayah...Jose beda sama keluarga Ayah. Ayah mau tinggalin Jose..." lirihnya.
"Memang beda. Siapa bilang Ayah mau tinggalin Jose?" balas Ayah Calvin, membelai-belai rambut anak semata wayangnya.
"Ayah...Jose takut sama minuman itu."
"Jangan dipikirkan, Sayang...jangan dipikirkan ya."
"Mereka juga nawarin Ayah. Mereka mau ambil Ayah."
Kesedihan terukir dalam di wajah Jose. Dekapan Ayah Calvin bertambah erat. Dapat dipahaminya betapa sepi dan terasingnya Jose Gabriel Calvin.
"Ayah kan nggak minum itu...sama kayak Jose. Kita akan selalu bersama, Sayang."
Sesaat hening. Jose tak mudah diyakinkan. Meski begitu, ia mencoba mempercayai Ayahnya.
Pelan-pelan Ayah Calvin melepas pelukannya. Ia lirik jam di atas nakas. Tepat pukul tiga pagi.
"Ayah ke bawah sebentar ya." pamitnya hati-hati.
Refleks tangan Jose menarik-narik jas Ayahnya. Ia tak mau ditinggal. Sesabar mungkin, Ayah Calvin membujuknya. Akhirnya anak itu terbujuk juga.