Selain dirimu
Selain cintamu
** Â Â
Cutter, tak ada. Gunting, tak ada juga. Semua benda yang ujungnya tajam lenyap.
Jose kesepian. Ia melangkah ke kamar mandi di dalam kamar Ayahnya. Kamar mandi itu full marmer. Di dalamnya ada jacuzzi dan shower.
Shower dinyalakan. Air dingin menyembur keluar. Jose duduk memeluk lutut di bawah shower. Padahal ia sudah mandi satu jam yang lalu. Biar saja, biarlah bajunya basah lagi.
Anak berparas tampan itu tahu beribu cara untuk menyakiti diri. Lama sekali dia duduk di bawah shower. Tak peduli dinginnya air yang mengguyur tubuhnya.
Kenapa Ayah Calvin harus pergi? Pergi seminggu sebelum hari raya. Satu jam saja, Jose sudah rindu Ayahnya.
Andai saja tiga sahabatnya masih ada. Sepi takkan seberat ini. Jose berusaha bertahan dengan mengingat janji Ayahnya sepulang dari kantor.
"Nanti Ayah ajari modeling lagi. Ayah bangga sekali padamu, Jose."
Ah, Jose memang anak membanggakan. Baru-baru ini, ia menjadi model iklan produk pakaian anak-anak. Brand peralatan sekolah dan peralatan olahraga tengah mengincarnya. Dari ayah turun ke anak. Waktu muda dulu, waktu tubuhnya belum seperti sekarang, Ayah Calvin pernah menjadi model.