Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Ulang Tahun Bunda

24 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 24 Mei 2019   06:13 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah berkata begitu, Ayah Calvin memeluk Bunda Dinda. Ayah Calvin mencium kening Bunda Dinda, seperti ciumannya untuk Jose tiap sepertiga malam. Seperti ciuman untuk noni Manado Borgo bermata biru bernama Sivia itu.

Mata Bunda Dinda terpejam. Damai, damai rasanya dalam pelukan Ayah Calvin. Kedamaian itu telah kembali.

**   

Sore itu, Ayah Calvin dan Bunda Dinda berjalan bersisian menyusuri koridor rumah sakit. Mreka membawa berkotak-kotak makanan berat. Tanggal 24 Mei, hari ulang tahun Bunda Dinda. Ayah Calvin menemaninya berbagi makanan di rumah sakit.

Rumah sakit, Ayah Calvin mengakrabi tempat itu. Serasa seperti rumah kedua. Tempat yang paling sering dikunjunginya selain kantor dan yayasan.

"Calvin, are you ok?" tanya Bunda Dinda khawatir.

"Wajahmu pucat sekali..."

"I'm good," Ayah Calvin menjawab tanpa memandang mata Bunda Dinda.

Bunda Dinda tak yakin. Namun, perhatiannya teralih saat mereka memasuki unit kelas tiga. Unit satu ini dijejali 6-10 pasien di tiap salnya. Berbanding terbalik dengan unit kelas satu dan VIP, unit kelas tiga lebih penuh. Perawatnya tanpa senyum. Kondisi pasiennya agak menakutkan. Ada yang terluka parah, menderita penyakit menular, dan masih banyak hal menyedihkan lainnya.

"Ah, untung Jose dan Tamara tidak ikut ya." desah Bunda Dinda.

"Iya. Kenapa kamu tertarik berbagi di unit kelas tiga?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun