Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Guru, Malaikat

23 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 23 Mei 2019   06:18 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dirimu nuansa-nuansa ilham

Hamparan laut tiada bertepi

Kini terasa sungguh

Semakin engkau jauh

Semakin terasa dekat

Akan ku kembangkan

Kasih yang engkau tanam

Di dalam hatiku

Tepat ketika ia menyelesaikan lagunya, Ayah Calvin merasakan sakit. Sakit yang melumpuhkan kedua tangannya. Tenggorokannya serasa ditusuk revolver. Sakit dan perih.

Jangan sekarang, bisik hatinya kalut. Tolong jangan sekarang...kelas belum selesai. Dia tak ingin mengecewakan para guru dan murid. Sungguh tidak lucu bila guru musik mereka kehilangan suara.

Ayah Calvin terbatuk. Darah segar mengalir dari mulut dan hidungnya. Anak-anak tidak boleh tahu. Pria berkacamata itu menggunakan banyak tissue untuk menghapus darahnya. Kata-kata dokter pribadinya terus terngiang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun