Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hari Ulang Tahun Opa

21 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 21 Mei 2019   06:51 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Opa Effendi dan Oma Lina (Dok Pribadi)

Tanpa melihat akun pengirimnya, Ayah Calvin sudah tahu siapa itu. Gaya komunikasi Paman Adica memang simple dan to the point. Belum sempat ia membalas...

Prang!

Bunyi apa itu? Terburu-buru Ayah Calvin meninggalkan ruang piano. Keedengarannya dari ruang santai di lantai bawah.

"Jose? Masya Allah Sayang, apa yang kaulakukan?" tanya Ayah Calvin cemas.

Gelas kristal pecah. Remote TV terlempar. Wajah Jose pucat dan tegang.

"Kenapa, Sayang?" ulang Ayah Calvin, nadanya makin lembut.

"Ayah jangan pergi...jangan pergi kemana-mana!" pinta Jose.

Refleks Ayah Calvin melipat dahi. Mudah sekali Jose tahu kalau kemungkinan Ayahnya akan bepergian.

"Tapi...Paman Adica ajak Ayah pergi." kata Ayah Calvin hati-hati.

"Batalin aja! Ayah jangan pergi! Jangan...!"

Anak tunggal berparas rupawan itu terisak. Ia memeluk Ayahnya erat-erat. Tertegun, Ayah Calvin balas mendekap Jose. Ya, Allah, serasa deja vu. Cara Jose memintanya tidak pergi, persis seperti Bundanya bertahun-tahun lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun