Sebuah suara mezosopran menutup lagu. Finalitas, pikirnya. Susah payah Calvin menyelesaikan permainan pianonya.
"Calvin, are you ok?"
Sepasang tangan halus memeluknya dari belakang. Wangi Victoria Secret menyeruak. Berpadu dengan wangi Blue Seduction dari tubuhnya sendiri.
"Silvi, maaf. Aku membangunkanmu, ya?" kata Calvin, dan ia benar-benar menyesal.
Silvi tersenyum lembut. "Tidak, sama sekali tidak. Aku..."
Tak sempat kalimatnya terselesaikan. Dalam pelukan Silvi, tetiba Calvin terbatuk. Darah segar mengalir dari mulut dan hidungnya.
"Calvin, kita ke rumah sakit sekarang. Kamu..."
"Tidak, Silvi. Tidak."
Keras kepala, Silvi berbisik dalam hati. Calvin kembali terbatuk. Punggungnya sakit sekali.
Calvin melepas pelukan Silvi dengan lembut. Ditatapnya mata biru pucat itu lurus-lurus.
"Silvi, kenapa kamu masih di sini? Kenapa kamu masih bersamaku?"