Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Malaikat Melumat Rasa Takut

6 Agustus 2018   05:54 Diperbarui: 6 Agustus 2018   07:02 700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Baru kali ini dia kehabisan cara untuk menghadapi buah hatinya. Jangan samakan Rossie dengan anak-anak lain. Ia berbeda. Perasaannya jauh lebih sensitif. Perlu kehati-hatian untuk menghadapinya.

Si cantik Rossie juga tipe anak pemilih. Rossie tak mudah dekat dengan orang lain. Sekali dekat, ia akan terus dekat dan percaya. Sejauh ini, hanya ada tiga orang yang paling dekat dengannya: Adica, Dokter Evita, dan Calvin.

Calvin? Nama itu berputar-putar di hatinya. Ah, mengapa tidak terpikir dari tadi?

Pelan-pelan diraihnya benda cantik berwarna silver dan berlogo apel tergigit. Tak sulit mencari. Hanya ada satu nama Calvin di kontaknya. Juga di hatinya.

**     

Mungkin ruangan ini terlalu dingin. Tapi pria tampan berjas hitam di balik meja kerja tak peduli. Terus saja ia membalas surel-surel dari pembaca blognya. Kebanyakan berisi curahan hati, ungkapan permasalahan hidup, dan konsultasi bisnis.

Keasyikannya membalasi surat elektronik terpecah oleh dering ponsel. Bunyi notifikasi khusus di iPhonenya, notifikasi yang tak pernah ia matikan sesibuk apa pun.

"Calvin, maukah kau menolongku?"

Suara bening di seberang sana menghentak atensinya. Ya, Allah, ada apa dengan Evita?

"Apa yang bisa kulakukan untukmu, Evita?" tanya Calvin lembut.

"Bujuk Rossie sekolah. Sejak tadi dia terus menangis, merajuk, dan melempar barang-barang dari tas sekolahnya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun