Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pelajaran untuk Kompasianers yang Tidak Santun Berkompasiana, Karena Young Lady Bukan Pakde Kartono

13 Juli 2018   06:14 Diperbarui: 13 Juli 2018   08:21 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Actually, Young Lady tak suka disama-samakan dengan Pakde Kartono. Siapa di sini yang tak kenal Kompasianer Pakde Kartono? Kompasianer narsis tingkat dewa dengan foto Bradd Pit di profilnya. Kompasianer yang kontroversial dan pernah disangka Gayus Tambunan. Entah benar, entah tidak.

Sebelum masuk Kompasiana, Young Lady pun sudah pernah membaca artikel-artikelnya. Betul, artikel-artikelnya dibumbui ungkapan narsis. Sering juga diselipi humor. Tulisan-tulisannya pasti direspon banyak komentar. Kebanyakan komentarnya melucu atau sekadar menertawakan saja. Pakde Kartono sering menyebut dirinya sendiri Ganteng. Yang ini, entah benar entah tidak. Sebab Young Lady takkan percaya atau menilai tampan-tidaknya seorang pria sebelum bertmu langsung dengannya. Kalau belum ketemu langsung sama Young Lady, eits jangan harap dinilai ganteng ya. Sini kalau berani.

Selain itu, Pakde Kartono juga pernah mengungkapkan pujiannya pada Kompasianer Ellen Marinka. Young Lady akui, beberapa tulisannya cukup menghibur. Apa lagi narsisnya itu lho. Jarang, bahkan tidak ada, Kompasianer yang senarsis itu.

Ya, itu tadi sekilas tentang Pakde Kartono. Back to topic. Pokoknya Young Lady tak terima disama-samakan dengan Pakde Kartono! Enak saja disamakan begitu. Young Lady memang narsis, tapi narsisnya benar. Tidak asal saja dari persepsi pribadi, melainkan dari persepsi orang lain terhadap Young Lady.

Jika Young Lady sering bilang 'cantik' dalam tulisan, itu bukan kata Young Lady pribadi. Tapi kata orang-orang yang kenal atau pernah bertemu Young Lady. Sebutan Young Lady ini pun bukan ciptaan Young Lady sendiri. Panggilan khusus ini diberikan seorang Kompasianer yang telah meninggal Mei lalu akibat penyakit jantung. Ah, jadi sedih mengingatnya. Kompasianer yang melekatkan nama Young Lady sebagai panggilan khusus itu adalah Mas Wahyu. Young Lady lebih suka memanggilnya Mas Cinta. Nah, almarhum Mas Cinta itu yang memberikan panggilan Young Lady.

Hmmm jadi sedih kan? Terima kasih buat panggilan khusus Young Lady. Jadi punya sesuatu untuk membuat identitas yang khas di Kompasiana.

Cairnya kekakuan Young Lady bermula dari sebuah grup beranggotakan para Kompasianer. Young Lady pertama kali diajak masuk grup ini oleh Kompasianer Mike Reyssent. Member grup ini terbilang unik dan heterogen, berasal dari background yang berbeda-beda. 

Ada mantan Frater yang kritis dengan ulasan politiknya, ada Profesor dan arsitek yang juga gemar isu politik, ada gadis cantik alumni Sosiologi yang cerdas, ada wanita tangguh yang bekerja sebagai BMI di HK, ada perempuan kuat dan juga tangguh yang pertama kali mengajak Young Lady masuk grup ini, ada pria ramah yang pernah menyebut Young Lady 'The Pretty One', ada pria 72 tahun yang suka mengaku umurnya 27 tahun tapi baik sekaliiiii sama Young Lady karena pernah membantu membuatkan video booktrailer, ada Bunda cantik admin Fiksiana Community yang lembut hatinya, dan yang terakhir, tapi dia selalu ada di hati Young Lady ada malaikat tampan bermata sipit inspirasi di balik tokoh "Calvin Wan" yang begitu brilian mengulas topik-topik ekonomi dan bisnis. Grup Kompasianer di aplikasi chat yang diikuti Young Lady nampaknya telah sedikit-banyak mengurai kekakuan. Sejak mengikuti grup berisi orang-orang dengan tingkat kegilaan di atas rata-rata itu, Young Lady cantik jadi belajar tidak kaku lagi. Sedikit lebih santai maybe. Walau sampai sekarang sisa-sisa kekakuan itu masih ada...seperti judul lagunya Ello.

Belajar narsis pun didapat dari grup itu secara tak langsung. Pelan-pelan Young Lady mencoba lebih santai dan narsis dalam menulis artikel cantik di Kompasiana. Dari grup beranggotakan para Kompasianer itu, Young Lady pelan-pelan membentuk ciri khas dan style. Seperti bertebarannya kata 'cantik', 'tulisan cantik', 'menulis cantik', menganalogikan sesuatu dengan lirik lagu dalam artikel non-fiksi, etc. Prosesnya natural saja. Young Lady temukan stylenya sendiri. Sebab seringnya interaksi dan melihat obrolan para member grup itu dalam diam.

Sadar atau tidak, member grup itulah yang mengajarkan Young Lady untuk tidak kaku dan lebih santai. So, hasilnya Young Lady jadi lebih rileks dalam menulis.

Tapi, ternyata ada orang lain yang mempersepsikan narsisnya Young Lady mirip Pakde Kartono. No way, ini sama sekali beda. Young Lady punya style sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun