Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Jenuh Menulis Cerita, Subjektivitas Admin Kompasiana dan Kesepian Jalan Sunyi Literasi

8 Juli 2018   05:36 Diperbarui: 8 Juli 2018   09:17 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Jenuh. Itu bukan hanya sekadar judul lagunya Rio Febrian. Tetapi juga perasaan Young Lady akhir-akhir ini.

Terus terang saja ya. Young Lady mau jujur sama Kompasianers semua di sini. Mau jujur apa sih? Young Lady jenuh, jenuh menulis cerita!

Iya, sebenarnya belakangan ini Young Lady lagi jenuh-jenuhnya menulis cerita. Sedang malas-malasnya meramaikan kolom fiksiana dengan cerita cantik. Bahkan ketika menulis prolog Melodi Silvi 2 Jumat kemarin, itu pun sangat, sangat dipaksakan. Sebetulnya tak ingin menulis cerita. Tapi yah harus dipaksakan.

Setiap tindakan, perasaan, pernyataan, maupun perbuatan harus disertai alasan. Jenuhnya Young Lady tentu ada alasannya.

Pertama, kecewa dengan subjektivitas yang tinggi di kanal fiksiana Kompasiana. Eits, admin jangan tersinggung ya. Kalau boleh jujur, Young Lady rasa, admin di kanal fiksiana Kompasiana masih subjektif dalam menilai karya-karya fiksi yang membanjiri kanal ini. Terbukti dengan sulitnya menembus pilihan atau headline. 

Ayo para Fiksianer, ngaku...kalian juga pernah merasakan dampak subjektivitas ini, kan? Coba perhatikan. Sedikit sekali cerpen atau puisi yang masuk HL. Kalau pilihan, mungkin ada beberapa. Tapi kalau HL? Lebih banyak artikel non-fiksi yang bisa tembus. Lebih jauh lagi, Young Lady sering perhatikan. Hanya beberapa penulis fiksi tertentu yang selalu dilabel pilihan untuk cerpen/puisinya. Itu pun proses labelingnya lebih cepat. Terlihat bila selera admin sangat menentukan dalam pelabelan pilihan untuk cerpen dan puisi. 

Honestly, subjektivitas dan selera pribadi yang diutamakan, Young Lady bilang...mengecewakan. Mungkin saja admin fiksiana Kompasiana kurang netral atau kurang objektif dalam menilai karya. Ini bukan protes ya. Hanya sekadar berbagi...ups, itu sih kalimat khasnya Kompasianer handsome and charming di sebelah. Maksudnya, hanya sekadar berbagi opini tentang penilaian di fiksiana Kompasiana.

Kedua, kecewa dengan peletakan posisi video musik yang dicantumkan. Maaf ya, Young Lady memang lebih suka to the point dan apa adanya. Selama setahun ini, mengikuti saran "Calvin Wan", Young Lady selalu mencantumkan video musik di bagian bawah cerita. Biasanya Young Lady letakkan di bawah tanda bintang sebagai penanda akhir cerita. Young Lady cantik melakukan itu tentu ada alasannya. Agar para pembaca ikut menikmati keindahan lagu itu bersama keindahan ceritanya. 

Secara tidak langsung, Young Lady menyisipkan lirik lagu di setiap cerita dan menambah video musiknya, bermaksud mengajak pembaca ikut menyanyi. Ayo kita nikmati cerita ini sambil bernyanyi bersama, begitu tujuan Young Lady. Akan tetapi, sering kali admin menghilangkan video musik itu. Anyway, Young Lady juga punya kelemahan: tak bisa embed video, hanya bisa mencantumkan linknya. Sering kali pula, linknya dibiarkan saja. 

Jarang Young Lady dibantu meletakkan video itu secara semestinya, bukan hanya linknya saja. Kalau sudah begitu, terasa sia-sia saja mencantumkan video musik di akhir tiap cerita selama setahun ini. Young Lady yakin seratus persen, takkan ada pembaca yang membuka video itu untuk sekadar mendengarkan lagunya sambil menikmati ceritanya. Pasti pembaca sudah terlanjur malas atau lupa mengklik video musiknya. Itu kalau linknya masih ada. Terlebih lagi jika linknya dihilangkan admin.

Ketiga, cemburu dengan penulis fiksi lain. Mungkin alasan ketiga ini berkaitan dengan alasan pertama. Ok fine, Young Lady memang tipe pencemburu. Sangat pencemburu malah. Tapi cemburunya hanya pada sesuatu atau seseorang yang dicintai. Menulis cerita termasuk sesuatu yang dicintai Young Lady. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun