Berangkat dari motivasi itu, Young Lady mencoba lebih dekat dengan "A Charming Angel With The Slanting Eyes". Young Lady mencoba lebih hangat. Bicara dengannya dari hati ke hati, walau sulit. Menunjukkan kepedulian dan empati tinggi yang tulus dari hati. Itu tak mudah, sangat tak mudah. Terlebih yang dihadapi ini pribadi yang introvert dan tergolong pemilih juga. Sikapnya benar-benar aneh kemarin.
Posisinya terbalik. Biasanya, Young Ladylah yang marah, merajuk, atau menebarkan virus-virus ketidakpercayaan. Kemarin, "Calvin" yang melakukannya. Wow wow wow, mudah sekali ya membalikkan keadaan.
Bahkan Young Lady sempat dibuat despered juga. Abisnya "Calvin" ini katakan, ini hanyalah sebuah proses. Memangnya dengan sekali kamu berbuat, aku akan langsung tegar? Begitu katanya. Luar biasa, pertama kali bicara panjang dan pertama kali memprotes kebaikan yang dilakukan dari hati.
Jadinya, Young Lady despered juga. Hopeless mulai menggerayangi. Ah, mungkin tak ada artinya. Mungkin apa yang dilakukan Young Lady tak ada artinya. Ya sudahlah, yang penting sudah take action. Ketidakpedulian jauh lebih mematikan dibanding gertak kemarahan. Walaupun endingnya pelukan, tetap saja ada yang mengganjal di sini. Sepertinya, kepedulian ini tak punya arti. Tapi akan lebih salah lagi bila sedikit pun sama sekali tak peduli. Apa lagi hanya Young Lady satu-satunya yang diberi tahu semua masalah internal yang terjadi selama bertahun-tahun ini. Parah sekali kalau sampai diam saja tanpa aksi.
Mungkin pelukan di akhir itu hanyalah formalitas belaka. Hanyalah kamuflase untuk menyenangkan hati. Ujungnya pasti tetap sama: perlakuan Young Lady tidak ada artinya. Hmmmm sedih ya jadi Young Lady. Sendiri, sepi, dan aksinya tanpa arti.
Jangan kira hanya "Calvin" yang lelah. Ternyata Young Lady berhasil dibuat lelah olehnya kemarin. Boleh kan Young Lady nyanyi lagunya Kumohon dari Afgan biar nggak terlalu lelah?
Apakah setiap pria begitu? Memandang usaha baik yang dilakukan wanita tak berarti di tengah rasa lelahnya? Kalau benar begitu, pria harus belajar lebih banyak lagi untuk menghargai usaha wanita.
Well, pangkal kelelahannya sudah lama. Pasti mulainya dari sikap Young Lady yang aneh-aneh. Terlebih sejak Young Lady melarang "Calvin Wan" membaca tulisan-tulisan cantik di Kompasiana. Iya, sudah sejak Mei lalu Young Lady melarangnya dengan tegas membaca artikel-artikel cantik di kamar Young Lady di rumah besar Kompasiana. Beberapa kali ia langgar larangan itu, dan Young Lady tidak suka. Ups, sebagai orang yang perfeksionis, Young Lady tak pernah suka bila aturan dilanggar.
Nah, Young Lady juga punya alasan untuk melarang "Calvin Wan" membaca tulisan-tulisan cantik. First, tak ingin ketakutan-ketakutan Young Lady terbaca olehnya. Boleh saja orang terbuka sama Young Lady. Tapi jangan harap Young Lady mau terbuka sama mereka. Termasuk orang-orang yang dekat sekalipun. Untuk sementara ini, biarkanlah saja Young Lady curahkan rasa takut lewat tulisan dan hanya diketahui sendiri. Young Lady tak ingin ketakutan-ketakutan ini terbaca.
Second, Young Lady ingin menguji. Menguji "Calvin Wan" keluar dari ruang nyaman selama setahun terakhir. Cara Allah mempertemukan kami bisa dibilang aneh. Ini semua gegara grup yang dibuat para Kompasianers sendiri. Dalam sebuah lingkaran grup, sering ditemui beberapa member di antaranya mendekat, mendekat, mendekat, lalu membentuk satuan yang lebih kecil. Sederhananya begini: lumrah ditemui cinta lokasi dalam lingkaaran grup pertemanan. Finally, kali ini Young Lady yang kena.
Jangan tanya kenapa. Young Lady juga tak tahu mengapa bisa begitu. Di luar rencana dan keinginan, bisa jadi. Tak direncanakan, memang sama sekali tidak pernah direncanakan. Memangnya cinlok di dalam lingkaran grup ada yang benar-benar terencana?Â