Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Mualaf di Hari Ketujuh Ramadan

23 Mei 2018   04:32 Diperbarui: 23 Mei 2018   04:54 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Andai harus terpisahkan

Mungkin inilah takdir cintaku

Ada cinta yang sejati

Ada sayang yang abadi

Walau kau masih memikirkannya

Aku masih berharap kau milikku (Isyana Sarasvati-Masih Berharap).

Pria bule berambut coklat itu terenyak. Menatap hampa panggung kecil di tengah cafe. Nampak figur pria tinggi semampai berjas hitam dengan wajah oriental dan mata sipit sedang bermain piano. Tak hanya bermain piano, ia juga bernyanyi. Suaranya sangat bagus. Empuk dan hearable. Hati seluruh peengunjung cafe bergetar mendengarnya.

Si lelaki bule berdarah Jerman memejamkan mata sesaat. Termenung menatap si pemain piano. Benarkah ia hanya penyanyi cafe? Dari penampilannya, ia sama sekali tidak cocok disebut penyanyi cafe. Ia lebih mirip jet set atau eksekutif muda, minimal manager di perusahaan multinasional. Wajah orientalnya lembut meneduhkan. Tak nampak segaris pun senyum di sana. Sedih, sendu, dalam. Hanya itu kesan yang tertangkap darinya.

Semenit berikutnya, pria oriental itu turun dari panggung. Tepat pada saat itu, si pria bule mendesis.

"Albert..."

Suaranya terdengar oleh si laki-laki Chinese. Sontak ia berbalik, lalu berjalan ke meja yang ditempati pria bule.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun