Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukti Menghapus Stereotip

6 Mei 2018   19:14 Diperbarui: 6 Mei 2018   19:22 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Belasan pasang mata terarah padanya. Menatapnya tajam, penuh kebencian dan tuduhan. Calvin tak gentar ditatapi sebegitu jahat.

"Semua ini salahmu! Kamu satu-satunya yang diharapkan di keluarga ini! Tapi nyatanya..."

Di sudut sana, seorang wanita cantik bergaun magenta bersorak dalam hati. Senang karena suami super tampannya disalahkan. Pada akhirnya, kebenaranlah yang akan menang. Calvin yang salah. Bukan dirinya. Rasakan kau, pikirnya sadis. Senyum manis terbit di wajahnya yang cantik.

"Kami tak butuh pria mandul sepertimu dalam keluarga!" hardik lelaki tua berjas dark grey dengan marah. Menunjuk seraut wajah tampan yang didominasi gurat ketegaran.

Calvin menghela napas dalam. Ya Allah, hatinya pedih luar biasa. Sakitnya dihujani tuduhan dan ujaran kebencian. Walau kenyataannya memang dirinyalah yang salah. Dirinya yang lemah dan tak berdaya di bawah vonis infertilitas.

Dunia memang sudah mau kiamat. Dulunya, wanita yang sering kali disalahkan bila terjadi ketiadaan anak. Kini, prialah yang disalahkan. Namun di sanalah stereotip kesalahan wanita terhapuskan. Tak selamanya wanita yang salah.

Rapat keluarga besar seperti menghakiminya. Calvin tersakiti, sungguh tersakiti. Seluruh keluarga menghujamkan tuduhan atas dirinya. Istrinya, wanita cantik bergaun magenta itu, sama sekali tak membelanya. Justru ia berbahagia di atas penderitaan Calvin. Derita karena disalahkan.

"Laki-laki mandul dan penyakitan sepertimu, mana mungkin mengurus anak? Mana mungkin memiliki anak yang sehat, sempurna, dan membesarkannya dengan baik?"

Diam, tetap diam. Hanya itu yang Calvin lakukan. Meski kalimat sinis tersebut terucap dari bibir istrinya sendiri. Telah berulang kali sang istri menyakiti perasaannya. Menggoreskan luka di hatinya dengan berbagai cara. Calvin selalu terima. Tanpa mengeluh, tanpa membalas.

**       

Ada cinta yang sejati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun