Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Spesial] Melodi Silvi, Malam Penuh Syafaat untuk Malaikat Tampan Bermata Sipit

30 April 2018   06:21 Diperbarui: 30 April 2018   08:27 934
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia tiba di rumahnya tepat saat kumandang azan Maghrib. Maghrib tiba, hari berganti. Hari dalam penanggalan Hijriyah. Mengecek smartphonenya, Calvin teringat sesuatu. Ini malam Nisfu Sya'ban. Malam penuh ampunan. Tak boleh disia-siakan.

Baru saja menaiki anak tangga marmer penghubung teras dan halaman, tatapannya tertumbuk ke rumah seberang. Rumah Syifa. Lampu-lampunya menyala. Pertanda kehadiran penghuninya di dalam. Sebelum fokus beribadah, ada satu hal lagi yang mesti dilakukannya.

Buru-buru dia masuk ke dalam rumah. Meminta asisten rumah tangganya menyiapkan makanan. Diantarkannya makanan ke rumah Syifa. Meski ia tahu di rumah itu pun ada asisten rumah tangga dan supir pribadi yang selalu siap melayani, ini adalah bentuk kasih sayang. Bentuk kasih sayang bagi wanita dan anak-anak perempuan yang ditinggalkan pria yang mereka cinta.

"Terima kasih, Calvin. Kau selalu ingat kami." kata Syifa tulus.

"Sama-sama. Kamu dari mana, Syifa? Kelihatannya baru pulang dari bepergian ya?" tebak Calvin.

"Dari San Diego Hills. Rindu suamiku."

Kini Syifa telah banyak berubah. Dengan atau tanpa suaminya, Syifa berusaha menjadi istri salehah. Walau dulunya pernah terjerumus ke jalan yang salah sebagai istri palsu, ia sudah insyaf.

Si kembar Julia-Calisa dan Rossie berlari-lari menuruni tangga. Berebutan memeluk Calvin. Rossie duduk di pangkuannya. Dengan lembut dan penuh kasih, Calvin menyuapi ketiga anak cantik itu. Memperlakukan mereka seperti anaknya sendiri.

**        

This worldly life has an end

And it's then the real life begins

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun