Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Isyarat Penebar Kabut Kesedihan

14 April 2018   05:40 Diperbarui: 14 April 2018   07:33 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gaya Hidup - Republika

Cinta pun menang. Wasiat untuk menikah lagi luruh, ak terlaksana. Syifa bertahan pada janjinya. Sebelum menikah, sempat terjalin sebuah janji: takkan menikah lagi bila salah satu meninggal lebih dulu.

Namun, ada satu lagi wasiat yang cukup berat. Wasiat yang menandakan betapa lembut hati suaminya. Tak tanggung-tanggung, Adica mewasiatkan ginjalnya didonorkan untuk Calvin dan kedua matanya diberikan untuk Silvi. Jelas saja Calvin dan Silvi tak mau. Mereka berdua ikhlas. Lebih memilih hidup dengan organ cacat tak sempurna dari pada harus mengambil organ tubuh orang yang mereka cintai.

"Tidak, aku tidak mau." Tolak Silvi keras-keras.

"Aku mau mata biru ini saja. Uncle Adica sudah terlalu banyak menderita."

Calvin menyeka ujung matanya. "Aku tak rela adik angkatku tersayang dikuburkan dengan organ tubuh tak lengkap. Saat masih hidup ia sangat tampan, begitu pula saat ia sudah meninggal."

Wasiat super berat itu pun batal. Tanpa funeral organizer, namun berbalut sentuhan cinta, pemakaman berlangsung. Mercy Mansion San Diego Hills dipenuhi para pelayat yang datang dengan penuh cinta.

**      

Berjuta fatwa cinta yang ada

Mengantarku pada kenyataan

Hatiku memeluk bayang-bayang

Ingin denganmu tapi tak bisa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun