Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Isyarat Penebar Kabut Kesedihan

14 April 2018   05:40 Diperbarui: 14 April 2018   07:33 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Gaya Hidup - Republika

Ku tak pernah bisa membayangkan

Hari-hari tanpamu

Aku lelah, aku jera

Aku rasa cinta tak berguna

Ingin pergi tapi tak bisa

Hatiku masih milikmu

Hatiku masih milikmu (Bunga Citra Lestari-Jera Hatiku Masih Milikmu).

**       

Beberapa meter di depan pintu check in room, langkahnya terhenti. Rona kesedihan menepi di wajah tampannya. Sepasang mata sipitnya memancarkan duka.

"Mengapa kamu ragu, Adica Sayang? Perpisahan ini memang memberatkan hati, tapi..." Syifa berbisik, kristal-kristal bening bergulir ke pipinya.

Tangannya terulur. Menggenggam tangan istrinya erat. Dua pasang mata beradu. Mempertemukan kehangatan, kesedihan, dan cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun