Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Melodi Silvi] Kata-kata Penebar Firasat

27 Maret 2018   06:58 Diperbarui: 27 Maret 2018   07:52 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Jangan samakan Julia, Calisa, dan Rossie seperti kids zaman now lainnya. Mereka tak pernah didekatkan dengan gadget. Adica dan Syifa memberikan mereka boneka, puzzle, buku, dan seperangkat permainan edukatif lainnya sebagai pengganti. Praktis mereka tidak pernah tertarik bermain game di ponsel pintar, tablet, dan laptop. Tiga anak yang masih polos, tidak terkontaminasi pengaruh gadget.

Bruk!

Bunyi sesuatu terjatuh ke tanah menyadarkan Julia. Ia menurunkan bukunya, terbelalak kaget. Kedua adiknya jatuh. Boneka cantik berwarna soft pink yang mereka perebutkan bergulingan menjauh.

"Papiii!" Rossie berteriak kesakitan sambil menangis. Lupa kalau Papinya berada jauh di Pulau Dewata.

"Dasar cengeng! Gitu aja nangis! Papi udah nggak di sini tauuu!" cetus Calisa, perlahan bangkit dari tanah.

"Terus Papi dimana?"

"Papi ada di Bali, Sayang."

Sebuah suara lembut mengalihkan perhatian mereka. Syifa berjalan dari pintu samping. Lembut mengangkat tubuh mungil Rossie.

"Oh iya, Rossie lupa. Mami, kapan Papi pulang?" tanya Rossie manja.

"Kalo Papi ada waktu, pasti Papi pulang. Sudah ya, jangan menangis lagi. Mami bikin strawberry shortcake buat kamu, Sayang. Masuk yuk."

Berhasil juga Syifa menenangkan Rossie. Dilambaikannya tangan pada Julia dan Calisa. Mengisyaratkan putri kembarnya masuk ke dalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun