Mengetes kesetiaan dan menguji kesabaran pria ada baiknya. Young Lady sering melakukan itu. Bahkan sengaja menyakiti pria yang dekat, yang katanya merelakan bila sisa hidupnya habis untuk menemani. Bukannya terkesan atau bertekuk lutut, Young Lady sengaja menyakiti hatinya. Melukai hatinya, membuat hatinya berdarah-darah berulang kali hingga ia terbiasa disakiti.Â
Saat pria yang kabarnya identik dengan "Calvin Wan" itu terluka dan tersakiti, Young Lady merasakan kepuasan. Pria memang layak diberi pelajaran. Sudah saatnya wanita bangkit. Biarlah pria yang jatuh ke kaki wanita.
Membuat perjanjian sebelum menikah nampaknya perlu. Salah satu poinnya, tidak poligami. Perjanjian ini bisa menjadi proteksi bagi wanita agar terhindar dari risiko yang tidak diinginkan.
Bilapun takdirnya menikah pun, kelak Young Lady cantik ingin sekali membuat perjanjian semacam itu. Apa pun alasannya, tak boleh poligami. Tidak boleh "menyentuh", tidak mengklaim harta istri sebagai milik suami dan digunakan untuk kepentingan pribadinya. Tidak akan menikah jika salah satu meninggal lebih dulu. Tapi Young Lady skeptis.Â
Memangnya ada pria yang mau seperti itu? Realistis sajalah. Tidak ada. Semua pria hanya mau enaknya saja, bukannya cinta. Lagi pula, hati Young Lady cantik sudah terlanjur membeku. Makanya saat ada pria yang berkata ingin wanita cantik ini bahagia, ingin menemani, mengkritik sebagai tanda peduli, etc, justru saat itulah Young Lady akan menyakiti dan melukai.Â
Kalau bisa, luka yang paling dalam sebagai pelajaran. Sebab Young Lady sudah tidak percaya lagi dengan makhluk Allah bernama pria. Mereka hanya bisa menyakiti dan memanfaatkan wanita.
Sebelum pergi untuk membuat orang-orang yang membutuhkan tersenyum karena ini Hari Jumat, Young Lady mengatakan dengan tegas. Poligami sangat berbahaya dan tidak dianjurkan. Kompasianer, apakah kalian mendukung atau menolak poligami?
** Â Â Â
Paris van Java, 23 Maret 2018
Tulisan cantik dari Muslim cantik bermata biru.