Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tutorial SPAI, Teori 10, Nurani 0

16 Maret 2018   05:02 Diperbarui: 16 Maret 2018   06:22 680
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menunjukkan keindahan nilai-nilai Islam pun sering ditunjukkan Young Lady lewat tulisan-tulisan cantik di Kompasiana, dan lewat buku-buku yang ditulis Young Lady. Sebab kebanyakan kajian keislaman hanya menang teori, tapi praktiknya nol sama sekali. Bagi yang tidak mampu menyeleksi, ikut kajian keislaman semacam tutorial SPAI dapat membahayakan pikiran dan hati mereka.

Buat apa paham ilmu agama namun tak diaplikasikan dalam kehidupan nyata? Buat apa mengerti Islam namun sikapnya sama sekali tidak mencerminkan pribadi yang Islami dan memesona secara Islam? 

Buat apa tampil syar'i dan Islami tapi bersikap dan menilai sesuatu tanpa nurani? Buat apa menguasai segala sesuatu tentang Islam tetapi hatinya culas dan keji? Buat apa jadi Muslim fanatik tapi ujung-ujungnya radikalis dan intoleran? Buat apa sering ikut kajian keislaman tetapi perilaku masih minus dan jauh dari Islam yang penuh kasih? Sia-sia, sungguh sia-sia.

Tiap orang punya cara dan style sendiri untuk berislam dan menunjukkan keindahan nilai Islam yang dipeluknya. Kegiatan semacam tutorial ini bisa menjadi positif, bisa pula negatif. Positif bila mengajarkan kebaikan dan teorinya dapat dipraktikkan. Negatif bila mengandung unsur pemaksaan dan menumbuhkan bibit-bibit terorisme serta radikalisme. Tutorial SPAI dapat dikatakan negatif karena ada unsur kewajiban, yang bisa berarti pemaksaan. Tak semua orang Islam suka ikut kajian keislaman. Dan tidak semua orang Islam memiliki paham yang sama.

Meski demikian, meski banyak yang mengecewakan, Young Lady masih bersyukur. Masih merasa beruntung. Coba, mahasiswa mana yang melewatkan enam jam menunggu waktu tutorial SPAI sambil jalan-jalan dan makan enak di luar? 

Plus disponsori waktu dan fasilitas langsung dari orang tua. Young Lady beruntung, kan? Bahkan mungkin yang menobatkan diri sebagai pengurus tutorial, tak punya fasilitas dan kehidupan seberuntung yang dimiliki Young Lady.

Kalau nilai diukur dari angka 0-10, Young Lady akan berikan nilai 10 untuk tutorial SPAI dalam soal teori dan penguasaan ilmu agama. Namun nilai 0 untuk hati nurani. Teori menang, hati nurani tak ada. Pemaksaan dan sikap represif mengalahkan nurani. Semua itu lantaran pengaruh fanatisme yang terlalu kuat. Mirisnya, ini terjadi di lembaga pendidikan. Dimana seharusnya lembaga pendidikan menjadi institusi yang netral, objektif, adil, dan mengajarkan kasih, toleransi, dan altruisme.

Kompasianers, ini Hari Jumat. Waktunya Young Lady cantik turun ke jalan dan membuat orang-orang yang terpinggirkan tersenyum dengan sedikit makanan lezat yang dibagikan. Dari pada ikut kajian yang cenderung radikal dan egosentris, lebih baik berbagi. Manfaatnya langsung terasa pada orang yang memerlukan, begitu pula berkahnya. Iya kan?

**    

Paris van Java, 16 Maret 2018

Tulisan cantik dari Muslim cantik bermata biru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun