Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Psikolove, Akhirnyaku Menemukanmu (12)

2 Februari 2018   05:21 Diperbarui: 2 Februari 2018   05:26 568
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ah, nggak juga. Ini karena doa semua orang yang menyayangiku." Sarah berkata ringan.

"Nanti kalau sudah terima SK, kita rayain yuk. Ajak Princess cantik juga."

"Siiiiip."

Siapa lagi yang dimaksud Princess cantik kalau bukan Silvi? Anak yang paling cantik, paling anggun, paling sensitif, sekaligus paling berbakat. Soal kecerdasan, ia mungkin masih kalah dibanding Sarah dan Clara. Namun soal sifat baik, wajah jelita, dan bakat, jangan diragukan lagi.

Tanpa sadar, sepasang mata mengawasi mereka dari kejauhan. Sepasang kaki menghentak lantai dengan geram. Pemilik mata itu tak lain Intan, sepupu mereka. Menyesal ia datang ke sini. Awalnya ingin curhat pada Clara lantaran masalah ekonomi dalam rumah tangganya. Namun keinginannya buyar seketika demi melihat dan mendengar keberhasilan Sarah.

Iri dan cemburu membias jadi satu. Ya, Intan sangat cemburu pada Sarah, Clara, dan Silvi. Ketiga kakak-beradik yang sempurna. Cantik, pintar, masa depan cerah, dan sangat baik. Dekat dengan pria-pria tampan yang juga sukses. Lihat saja Sarah. Calon suaminya tampan, seorang enginer blasteran Jawa-Melayu-India. Clara dekat dengan Adica dan Calvin, dua pengusaha tampan dan sukses berdarah Tionghoa. Si cantik Silvi dekat pula dengan Calvin. Kurang apa lagi?

Sekali lagi, Intan menghentakkan kakinya. Bercermin pada dirinya sendiri. Hanya seorang karyawan biasa di sebuah bank swasta. Kontrak pula. Mana ada harapan untuk naik jabatan dan punya gaji besar? Suaminya sama saja. Hanya pria sederhana bergaji kecil dari keluarga yang tidak begitu terpandang. Jelas berbanding terbalik dengan Yogi Kurniawan, Adica Wirawan, dan Calvin Wan. Layaknya bumi dan langit.

Intan sangat cemburu. Garis hidupnya berbeda jauh dengan sepupu-sepupunya. Mungkin karena orang tuanya tak sebaik orang tua mereka. Mungkin pula karena dirinya tak begitu baik pada orang lain. Entahlah, yang jelas sekarang ia begitu cemburu.

**     

Jawabanmu oh kasih

Setiap saat ku harap

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun