Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saling Menenangkan Usai Bencana, Perlukah?

24 Januari 2018   05:56 Diperbarui: 24 Januari 2018   06:06 825
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan cantik ini hanya sekadar ajakan untuk saling memberi sugesti positif di tengah kekalutan.

Senin, 23 Januari 2018, gempa 6.1 SR mengguncang Jakarta dan sekitarnya. Pusat gempa berada di Banten. Kuatnya guncangan gempa begitu terasa sekitar pukul 13.35 WIB.

Kepanikan melanda. Orang-orang yang berada di dalam gedung pencakar langit berlarian keluar. Ketakutan tumbuh di dalam hati.

Eits, jangan kira Young Lady cantik asal tulis saja. Sebab Young Lady sendiri ikut merasakan ketakutan. Tapi, walaupun ketakutan, tetap cantik kok. So, rasa takut tidak memudarkan kecantikan.

Getaran akibat gempa terasa sangat kuat. Lantai, sofa, dan barang-barang seakan digerakkan oleh tangan-tangan tak kelihatan. Menakutkan.

Segera setelah kejadian itu, grup keluarga langsung ramai. Banyak yang curhat. Banyak yang panik. Mereka yang bekerja di gedung-gedung pencakar langit berlarian turun dari lantai kesekian. Foto dan video dikirimkan. Semua orang seakan berebutan meliput langsung kejadian mendebarkan itu.

Bukan hanya foto dan video. Ungkapan perasaan terlontar. Kepanikan, ketakutan, dan kekhawatiran. Salah satu anggota keluarga bahkan mengaku kakinya gemetar saat berlari turun dari lantai 13 ke lantai dasar. Mengerikan, sungguh mengerikan.

Namun, ada pula yang tetap tenang. Bahkan sempat menulis kalimat lucu dalam chat Whatsappnya:

"Tetap kece dong."

Rupanya masih ada yang tetap tenang. Buktinya, si cantik berambut sepundak itu masih bisa melucu dan narsis. Bahkan sempat-sempatnya berfoto dengan teman-temannya di luar gedung. Si cantik rambut sepundak malah sengaja berpose berdua dengan teman prianya yang tampan.

Oh, itu cerita lain. Hanya dia yang tetap tenang di tengah gempuran kepanikan. Young Lady sendiri merasa takut. Saat itu hanya sendiri. Tangan sedikit bergetar, hati dicengkeram resah dan gelisah. Takut bila terjadi sesuatu pada orang-orang yang dicintai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun