Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati (3)

8 Oktober 2017   06:27 Diperbarui: 8 Oktober 2017   06:47 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kak Calvin terluka! Kasihan dia!" Syifa terisak.

"Tenang, Syifa. Calvin akan baik-baik saja. Dia pasti kuat. Dia tahu apa yang harus dilakukan." Nanda berbisik menenangkan.

Pundak Syifa gemetar hebat. Air matanya terus mengalir. Tak tega membayangkan kondisi Calvin. Kakak pertamanya sakit keras. Waktunya mungkin tak lama lagi. Namun, mengapa di sisa waktunya ia harus tersiksa? Semestinya Calvin menjalani sisa hidupnya dengan tenang. Calvin terlalu baik, terlalu sering mementingkan orang lain. Hatinya yang lembut dan penyabar membuatnya selalu dan selalu berbuat baik pada orang lain. Terlebih pada istri dan putrinya.

**      

Pintu utama mengayun terbuka. Disusul teriakan histeris seorang wanita cantik bermata biru dan berkulit putih. Wanita blasteran Sunda-Inggris itu shock melihat wajah suaminya penuh luka.

"Calvin, pasti telah terjadi sesuatu padamu. What's the matter with you, Love?" ucap Silvi, kepanikan tercermin di matanya.

Calvin menjatuhkan diri dalam pelukan Silvi. Di sisi wanita cantiknya, sakit dari luka-lukanya berkurang perlahan. Silvi membalas pelukan Calvin. Rasa sakit Calvin adalah rasa sakitnya juga. Luka Calvin lukanya juga. Sedih dan duka Calvin menjadi bagian hidup Silvi.

**       

Calvin Jeremy - Utuh (Audio HQ)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun