Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mata Pengganti, Pembuka Hati (3)

8 Oktober 2017   06:27 Diperbarui: 8 Oktober 2017   06:47 1241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Stop! Jangan ganggu dia!"

Terdengar teriakan dari ujung jalan. Revan berlari-lari menghampiri mereka. Dengan kekuatan penuh, ia menghadapi dan menyingkirkan ketiga penyerang itu sendirian. Ternyata Revan mahir bela diri. Lawan-lawannya berhasil dijatuhkan dengan cepat. Gerakan tangannya cepat dan cekatan. Merasa terkalahkan, ketiga penyerang itu kabur.

"Kamu nggak apa-apa?" Revan bertanya cemas, bergegas menghampiri Calvin.

Dibantu Revan, Calvin bangkit berdiri. Tubuhnya kesakitan. Namun hatinya diliputi kekaguman. Ia kian mengagumi pria Minahasa-Belanda-Prancis itu. Ia punya sisi lembut. Di saat bersamaan, ada sisi keberanian dan ketangguhan dalam dirinya.

**       

Adica mencabuti kumis palsunya. Albert melempar wignya. Elby melepas t-shirt dan skinny jeans yang telah rusak di beberapa tempat. Sofa ruang kerja manager mendadak dipenuhi perlengkapan penyamaran yang tak lagi terpakai.

"Aku benci kumis palsu ini!" geram Adica.

"Calvin sudah gila. Masa dia menyuruh kita menyamar menjadi perampok jalanan dan memukulinya?" ujar Albert.

"Kalian harus tahu. Tadi dia kesakitan saat kita serang. Bagaimana aku tega menyerangnya betulan?" Elby marah-marah. Membanting t-shirt rusaknya ke lantai.

Adica menatapnya nanar. "Aku lebih tidak tega lagi. Ini kakakku sendiri. Dia sedang sakit, dan kita memukulinya dengan buas."

Di sudut ruangan, Syifa menangis. Nanda mendekapnya. Mengusap-usap rambutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun