"Calvin, coba buka Facebook." Itulah kkalimat pertama yang diucapkan Nyonya Calisa.
"Aku sudah tahu, Calisa."
"Tidakkah kamu ingin membantunya? Kasihan mereka." bujuk Nyonya Calisa halus.
"Aku akan membantunya, Calisa." janji Tuan Calvin.
Wajah Nyonya Calisa berangsur cerah. "Oh Calvin, kamu memang bisa diharapkan."
** Â Â Â
Tatapannya terarah pada foto itu. Tersentuh memperhatikan dua anak perempuan di dalam foto. Anak-anak yang tidak terawat dengan baik. Masa kecil mereka terpaksa terlewati di jalanan. Entah mereka bisa bersekolah atau tidak.
Terbersit niat di hati Tuan Calvin untuk menjadi ayah angkat bagi kedua anak itu. Mengajak mereka tinggal di rumahnya, menyekolahkannya, merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang. Ia harus segera mengeceknya. Lebih cepat lebih baik.
"Tulisanmu sudah selesai, Calvin?"
Diiringi sebuah pertanyaan, Wahyu melangkah masuk ke ruang kerja. Melempar pandang penasaran ke layar laptop.
"Belum, Wahyu. Sedikit lagi. Pokoknya setelah tulisan ini diposting, kita langsung cek ke lokasinya." sahut Tuan Calvin tanpa mengalihkan pandang dari layar laptopnya.