Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Peluk Aku untuk Terakhir Kali

22 Agustus 2017   06:16 Diperbarui: 22 Agustus 2017   16:27 4396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tiga pasang mata menatapinya. Cecilia menatap sendu, Caroline melempar tatapan kecewa, dan Celine menatapnya penuh kebencian. Ruang keluarga sempurna senyap. Sampai akhirnya, Celine bangkit dari sofa. Menunjuk sang adik bungsu dengan jarinya, ia berkata dengan suara keras penuh emosi.

"Calvin Wan! Jelaskan semuanya!"

Calvin membalas pandangan kakaknya. Kakak perempuan yang sangat membencinya. Kakak yang tak pernah mencintainya.

"Bagaimana bisa kamu berhubungan dengan gadis yang berbeda agama dengan kita?! Apa maumu, Calvin?! Kamu mau murtad?! Mau berhenti mengimani Al-quran dan Nabi Muhammad?!" Suara Celine makin menggelegar.

"Aku tidak akan pernah murtad, Celine." Calvin berkata dingin.

"Lalu, kenapa kamu mencintai gadis itu?! Jelas-jelas dia berbeda! Ingat Calvin, dia berbeda dari kita!"

"Cukup Celine, cukup!" sela Cecilia. Matanya berkaca-kaca. Di mata Calvin, Cecilia adalah bidadari. Kakak pertamanya itu paling cantik, paling anggun, dan paling lembut hatinya.

Cecilia mendekati Calvin. Memeluknya dengan wajah sendu berurai air mata. Tak tega adiknya dihakimi oleh Celine.

"Calvin," panggil Caroline hati-hati.

"Tadi teman-temanku melihatmu di gereja. Apa yang sebenarnya kamu lakukan di sana? Coba ceritakan,"

"Aku hanya menemani Anastasia. Demi Allah aku tidak mau dan tidak akan pernah mau murtad. Anastasia juga tidak pernah membujukku pindah agama. Kalian percaya padaku?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun