Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kau Segalanya, Kau Selalu Ada

16 Agustus 2017   06:08 Diperbarui: 17 Agustus 2017   05:00 1581
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tak sedetik pun Calvin meninggalkan Nyonya Lola. Jam-jam menjelang operasi, Nyonya Lola begitu menderita. Beberapa kali ia muntah dan kesakitan. Di saat terkelam itulah Calvin selalu ada.

Operasi dimulai. Sekali lagi, Allah menguji Nyonya Lola Purnama dengan ujian luar biasa berat. Pendarahan hebat di meja operasi. Nyonya Lola keguguran. Janin yang sudah mati itu dikeluarkan.

Tak terkira betapa shock Nyonya Lola setelahnya. Ia sedih, frustasi, dan kehilangan. Menurut dokter, ada dua penyebab kegugurannya: faktor usia dan adanya myoma, tumor jinak di uterus. Hancur sudah ekspektasi Nyonya Lola untuk meneruskan keturunan.

**     

"Kesedihan Mama adalah kesedihanku juga." ujar Calvin lembut. Membungkuk, lalu mencium kening Mamanya.

Seminggu pasca peristiwa tragis itu, Nyonya Lola masih terpukul. Jiwanya tertekan. Rasa bersalah menggerogotinya dari dalam.

"Janin yang baru meninggal itu adalah amal Mama. Kelak di surga, dia akan menyambut kedatangan Mama dengan bahagia. Mama bisa bersamanya nanti. Bukankah janji Allah harus kita percaya?"

Calvin tak pernah lelah menghibur dan mendampingi Mamanya. Ia selalu ada di saat-saat terberat. Demi Nyonya Lola, ia habiskan seluruh waktu untuk merawat dan menjaganya. Memandikan, menyuapi, dan meminumkan obat. Calvin tak mengizinkan suster melakukan ini. Ia ingin dirinya sendiri yang melakukannya.

Sehari setelah kasus keguguran itu, Calvin membawa calon adiknya yang tak bernyawa itu pulang. Calvin sendiri yang memandikan, mengkafani, dan menguburkannya. Tak rela mencantumkan nama Dokter Yunus di nisan, ia mengukir nama ini: Cintya Ghaisani Azizah binti Calvin Wan.

Lalu, bagaimana dengan Dokter Yunus? Ia lari dari tanggung jawab. Justru menceraikan Nyonya Lola di hari ketiga. Perpisahan yang berlangsung cepat dan tidak elegan. Pukulan kedua bagi Nyonya Lola.

"Mama...jangan sedih lagi ya? Aku akan selalu ada untuk Mama,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun