Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tanpa Batas

8 Agustus 2017   08:07 Diperbarui: 9 Agustus 2017   00:20 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di teras cafe, langkah seseorang terhenti. Dapat tertangkap oleh indera penglihatannya sosok mungil yang ia rindukan. Dialah Syarif, ayah kandung Clara. Ayah yang sebenarnya memiliki hak untuk bersama Clara.

"Clara?" desis Syarif tak percaya. Barang-barang bekas di tangannya berjatuhan.

Ingin rasanya ia berlari ke dalam cafe dan memeluk putrinya. Merebut Clara dari tangan Tuan Calvin. Sayang sekali, Syarif tak berdaya. Kekuasaan Tuan Calvin terlalu besar.

Ia hanya bisa memperhatikan Clara dari kejauhan. Menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Hanya di sinilah posisinya. Tak bisa dekat lagi. Terbatas tembok tinggi materi dan kekuasaan.

"Clara anakku...Ayah sayang sekali sama Clara. Meski keadaan Ayah terbatas, meski Ayah terhalang untuk bertemu denganmu, tapi cinta Ayah untukmu tanpa batas dan tak ternilai." lirih Syarif, terisak tertahan.

Perihnya hati seorang ayah yang terpisah dari anak kandungnya sendiri. Hanya penyesalan yang membekas di ruang hampa hatinya. Andai saja dulu ia tak menyerahkan Clara pada Tuan Calvin. Semuanya takkan begini. Tapi, apa jadinya bila Clara tinggal bersamanya? Apa yang bisa diberikannya untuk Clara? Syarif bukanlah pria tampan dan kaya seperti Calvin Wan. Ia tidak bisa memberi apa-apa kecuali cinta tanpa batas untuk Clara.

**     

https://www.youtube.com/watch?v=yIzk6bX6zJY

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun