Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ajarkan Anak Berpuasa, Ini Caranya

4 Juni 2017   06:06 Diperbarui: 4 Juni 2017   10:30 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

6. Jangan mengiming-imingi hadiah, tapi perlakukan mereka dengan spesial

“Kalo kamu puasanya full, Bunda beliin sepatu yang kamu inginkan.”

“Kamu mau gaun itu? Mami belikan kalau puasanya tamat sampai satu bulan.”

Sebenarnya, mengiming-imingi anak dengan hadiah agar mereka mau puasa penuh kurang tepat. Mungkin orang tua hanya ingin menyemangati anak dalam berpuasa. Anak memang akan semakin bersemangat, namun pikiran si anak telah terbagi. Ia tidak berpuasa sepenuh hati karena Allah, melainkan berpuasa karena menginginkan hadiah yang dijanjikan orang tua. Motif mereka berpuasa yang semula murni karena Allah menjadi rusak.

Dari pada menjanjikan hadiah pada anak, lebih baik perlakukan mereka dengan spesial. Menyediakan menu sahur dan buka yang enak tiap harinya, menemani mereka tadarus Al-Qur’an, Tarawih bersama, dan membelikan mereka pakaian atau mainan yang mereka inginkan sebelum mereka memintanya. Pahamilah apa yang dibutuhkan dan diinginkan anak. Sebelum si anak meminta, berikanlah. Anak yang mendapat perlakuan seperti itu mampu lebih cepat memahami orang lain pula. Mereka lebih peka, pengertian, dan responsif. Sebaliknya, bila anak dibiasakan melakukan sesuatu dengan mengharap imbalan, mereka tidak akan belajar ketulusan. Mereka tidak bisa melakukan sesuatu dengan tulus tanpa pamrih. Perhatian spesial jauh lebih berharga dibanding iming-iming hadiah.

Kompasianer, siap menerapkannya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun