Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Nama, Wujud Doa Keluarga pada Anak

20 Mei 2017   06:18 Diperbarui: 20 Mei 2017   10:20 1732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap nama mempunyai arti tersendiri. Ada kalanya orang tua perlu hati-hati saat memberikan nama untuk anak. Lakukan hal-hal ini bila orang tua terbentur masalah pemberian nama anak.

  1. Pilih nama yang baik dari karakter di suatu cerita

Orang tua mana pun takkan memilih nama Sauron, Hitler, Lord Voldemort, Dursasana, Sangkuni,  Fir’aun, Qarun, Abu Lahab, atau Abu Jahal untuk anaknya. Merekalah tokoh-tokoh antagonis dalam cerita. Dikhawatirkan, sifat jahat dari tokoh-tokoh tersebut akan menurun pada anak mereka. So, pilihlah nama-nama yang baik dari karakter suatu cerita. Bisa saja kita selipkan harapan, kelak anak kita akan tumbuh mewarisi sifat baik dari karakter yang menjadi namanya itu.

  1. Sesuaikan dengan kondisi fisik anak

Banyak kita temukan orang tua yang bangga menamai anaknya dengan nama-nama dari etnis tertentu. Semua nama dari etnis Indonesia, China, Arab, India, dan Eropa bagus. Namun, sesuaikan dengan kondisi fisik si anak. Misalnya, seorang anak laki-laki diberi nama Albert. Sadarilah, apakah kulit anak itu cukup putih dan wajahnya cukup tampan untuk dipanggil dengan nama itu? Jika nama anak tidak sesuai dengan kondisi fisiknya, sebaiknya gantilah dengan nama lain yang sesuai. Hal ini berpengaruh pula pada kepercayaan dan konsep diri dalam pikiran si anak.

  1. Pilih nama unik, tapi mudah diucapkan

Paramita sudah menjadi nama yang sering kita temukan. Bagaimana dengan Pramistha dan Shamita? Masih jarang, kan? Pilih nama unik yang beda dari yang lain. Agar lebih mudah diingat, sulit dilupakan, dan tidak akan tertukar dengan nama orang lain. Punya sesuatu yang berbeda lebih menarik dibanding mempunyai sesuatu yang sama dengan orang lain.

  1. Ganti nama? Siapa takut?

Ada kalanya muncul kasus dari anak yang menyandang nama itu. Misalnya, si anak merasa namanya terlalu berat. Si anak tak tahan di-bully karena namanya. Mengganti nama anak boleh-boleh saja. Cobalah bicarakan baik-baik dengan si anak. Kalau perlu, berikan kesempatan baginya untuk memilih namanya sendiri. Setelah menemukan nama yang baik, diskusikan dan putuskan. Libatkan si anak dalam proses penggantian nama itu. Jangan takut soal prosedural dan proses penggantian nama yang dianggap rumit. Demi anak, segala urusan pasti dimudahkan oleh-Nya.

  1. Beri tahu arti namanya

“Nama kamu siapa?”

“Tamara Aisyah Sayidina.”

“Artinya apa?”

“Nggak tahu.”

Jangan sampai hal ini terjadi. Anak harus tahu arti namanya. Jika sudah menemukan waktu yang tepat, beri tahukan arti nama pada si anak. Aneh bila si pemilik nama tidak tahu arti namanya sendiri. Selain itu, arti nama bisa memotivasi si anak untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesuai harapan keluarga yang diberikan dari namanya. Mengetahui arti nama juga membuat anak lebih percaya diri.

Kompasianer, apa arti nama kalian? Inginkah kalian ganti nama seperti saya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun