Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Lupakah Kamu?

15 Mei 2017   06:47 Diperbarui: 15 Mei 2017   07:51 1277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Air mata David berjatuhan seiring langkah kakinya. Hanya satu tujuannya. Ia ingin menemui ayah keduanya. Ingin menemui figur pria berparas lembut, menenangkan, dan lovable itu. David rindu belaian hangat dan penuh kasihnya. Rindu pula pada suara barithon yang begitu dalam dan menenangkan. Rindu tatapan mata teduh dan wangi Calvin Klein bercampur susu dan Earl Grey yang sangat khas itu. Rupanya detail ingatan David sama dengan Chelsea.

**     

“Lihat, Al. Kasihan sekali...” desah Chika.

Albert berlutut. Menyamakan tinggi tubuhnya dengan anak lelaki berpakaian kotor di depannya. Lembut mengelus kepala anak itu.

“David kenapa? Coba cerita...” tanyanya penuh simpati.

Suara David teramat lirih sewaktu ia menceritakan segalanya. Albert mendengarkan dengan sabar. Hatinya tersentuh. Salahkah penilaiannya terhadap Emilianus? Mengapa ia berubah menjadi pribadi yang egois, bahkan pada keluarganya sendiri? Albert selalu berpikiran positif. Ia yakin, semua orang terlahir dengan hati yang baik. Sayangnya, Albert melupakan satu hal. Hati yang baik bisa terkontaminasi dengan mudah oleh lingkungan, gaya hidup, nafsu, obsesi, dan pengaruh buruk lainnya.

“Sayang, jangan sedih ya? David doakan Bapak. Minta sama Tuhan, supaya Bapak diberi petunjuk dan ampunan. David mau berdoa untuk Bapak?”

Perlahan David mengangguk. Albert tersenyum melihatnya. Mengusap sisa air mata di wajah anak itu.

“Sekarang David mau kemana?”

“David mau ke gereja.”

“Okey.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun