Mohon tunggu...
Latifah Ayu Kusuma
Latifah Ayu Kusuma Mohon Tunggu... Lainnya - Copywriter

Local Traveller

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Berjalan di Tengah Pandemi, Yuk "Nglarisi" UMKM dan Warung Tetangga

30 Juni 2020   23:14 Diperbarui: 30 Juni 2020   23:26 955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: kemenkeu.go.id

Sisi buruknya, ketika perajin besar sepi pembeli maka perajin kecil ikut terdampak. Ada yang sudah menyatakan mati total. Ada yang berada di ambang batas, entah nanti bisa bangkit atau ikut mati.

Di sisi lain, tangan-tangan kreatif mulai bergerak. Di antaranya adalah Bapak Mujiyono. Beliau memilih tetap produksi meski dalam jumlah sedikit.

"Untuk stok, Mbak. Besok dijual kalau corona sudah hilang," ucap beliau.

Selain itu, Pak Mujiyono juga semakin rajin mempromosikan wayang kulit lewat secara online, baik melalui marketplace maupun social media dan grup chat. Hasilnya terbilang bagus, karyawan tetap bisa mendapat upah dan tidak dirumahkan.

Sisa lembaran kulit yang masih bersih juga disisihkan. Nantinya akan dijual kemudian dibuat barang kerajinan lain atau krecek (rambak). Beliau percaya bahwa selalu ada jalan untuk orang yang mau berusaha.

Dengan demikian, sesama pelaku bisnis perlu optimis, inovatif, dan mau melakukan kerja sama. Contoh konkrit sesuai latar di atas, misalnya produsen krecek dengan perajin wayang.

"Yang akan bertahan hidup bukanlah spesies yang paling kuat dan pintar, tetapi yang paling mampu beradaptasi" ---Charles Darwin

Kolaborasi Keduanya

Berangkat dari sana, pekerja terdampak PHK atau potong gaji bisa mulai menjalankan bisnis. Tujuannya bukan sekadar mengisi pendapatan yang berkurang. Lebih dari itu, bisa membantu memenuhi kebutuhan tetangga.

Tak salah jika kita bergerak menambah jumlah UMKM lokal. Sesuai kondisi saat ini, kuliner memiliki pangsa pasar yang luas. Bagaimana pun keadaan suatu ekosistem, makanan adalah kebutuhan pokok.

Pandemi sekaligus liburan kuliah dimanfaatkan oleh adikku sebagai ajang belajar mikro bisnis. Dia dan seorang kawannya memasarkan kebutuhan makanan dan bumbu dapur secara online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun