Mohon tunggu...
Latifah Firdausah
Latifah Firdausah Mohon Tunggu... Lainnya - communication student

Cause whatever u do, people will always fine something to say

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

LoA Bukan Jaminan Artikel Lolos Scopus IEEE

22 Juli 2020   17:02 Diperbarui: 22 Juli 2020   16:59 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

JAKARTA - Untuk kali kedua Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) Korwil Jabodetabek menggelar Webinar series 2 Toward 2nd AspIkom International Communication Conference (2nd AICCON) yang bertemakan mengenali karakteristik artikel terindeks Scopus IEEE Xpolre, Senin (20/7). Kali ini tampil sebagai pembicara kunci Dr Ford Lumban Gaol, Deputy Chair of Doctor of Computer Science Binus University dan Dr Tanty Oktavia Head of Information System Program Binus University dengan moderetor Dr Rustono Farady Marta dosen Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Univesitas Bunda Mulia.

"Tujuan kita adalah ingin membekali calon peserta 2nd AICCON yang akan Kita laksanakan 8-9 Februari 2021 bagaimana artikel yang di tulis bisa lolos Scopus IEEE. Kita masih ada lagi series webinar ketiga tanggal. 8 Agustus 2020 temanya tentang nentografi dan social network analysis, adaptasi menuju artikel terindeks scopus IEEE" jelas Dr Ulani Yunus, Ketua Panitia 2nd AICCON dalam keterangan persnya.

Menurut Dr Ford Lumban Gaol, hal yang penting terkait penulisan artikel adalah soal copyright. Copyright yang dimaksud adalah artikel tersebut tidak boleh disebarluaskan. Artinya ketika artikel itu sudah berhasil di download maka tidak boleh disebarkan orang lain.

"Yang tidak kalah penting soal LoA. Jangan pede dulu setelah kita dapat LoA artikel kita pasti publish. LoA tidak menjadi jaminan artikel kita akan masuk dan dipublikasi," terangnya.

Pemegang Scopus ID 24536664300 ini menjelaskan empat hal terkait Time Line Confrence Publications ke IEEE antera lain: pertama, Submit IEEE Confrence Publication Formulir dan Registrasi untuk PDF Express dan eCopyright. Kedua, IEEE akan mengirimkan Letter of Asquisition (LoA). Ketiga, Pub Chair Collects Copyright dan keempat Submit Proceedings to IEEE

Menurut Dr. Tanty Oktavia, artikel yang bertemakan Iimu  komunikasi bisa diarahkan ke arah IEEE, karena di ilmu komunikasi jika  dibahas teknologinya maupun mengenai human center informatica nya dalam menggunakan komunikasi itu masuk ke kategori IEEE.

"Sangat penting bagi penulis artikel untuk peka terhadap topik seminar, apakah paper yang dibuat sesuai atau tidak dengan topik seminar dan tempat publishernya (scope), jika dipaksakan paper yang tidak sesuai dengan topik di publish, dimungkinkan akan mengalami penolakan," jelasnya.

Pemegang Scopus ID 56049242500 ini juga membahas beberapa isu penting tentang artikel antara lain harus bebas dari plagiarisme atau plagiarisme dibawah 20%. Kemudian dicek apakah menggunakan sitasi dari paper IEEE, agar meyakinkan publisher bahwa topik sesuai dengan IEEE

"Seminar di luar negeri tidak selalu terindeks Scopus, bisa menggunakan standar index Google Scholar, EBSCO atau IET," tuturnya.

Tanty juga memaparkan perbedaan  IEEE Journal dan IEEE Conference di mana IEEE Journal  tidak melakukan presentasi, Standart Q1, Isi paper bisa 10 sampai 20 halaman dan Proses review akan lebih panjang.

"Misalnya upload paper bulan april setahun kemudian baru dapat publish di scopus," ujarnya.
Sedangkan IEEE Conference harus melaksanakan seminar dan presentasi,
dan  halaman dalam paper maksimal ensm halaman.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun