Mohon tunggu...
Muhammad LathiefFauzi
Muhammad LathiefFauzi Mohon Tunggu... Editor - A learner. An Exchange Student.

Siswa SMAN Modal Bangsa Aceh. Sedang mengikuti program beasiswa pertukaran pelajar AFS Kakehashi Project ke Jepang.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Eksotisnya Kehidupan Bawah Tanah Kota Sapporo, Jepang

23 November 2019   21:24 Diperbarui: 25 November 2019   04:15 895
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gemerlap Senja kota Sapporo | dokpri

Pada umumnya, kota-kota besar kerap terjadi kemacetan, kebisingan, dan polusi. Awal mulanya itu yang menjadi kekhawatiran ketika mengetahui akan ditempatkan di salah satu kota besar di Jepang, Sapporo. Apalagi yang kita semua ketahui, Negeri Sakura ini merupakan negara industri terkemuka di dunia.

Namun, asumsi saya itu hilang saat pendaratan pertama di Bandara Internasional Narita, segala pemandangan dari udara terlihat sangat hijau, gedung-gedung pencakar langit tertata rapi, dan tidak terlihat kabut polusi sebagaimana yang terlihat di kota besar di Indonesia, seperti kota Jakarta. 

Alhamdulillah  saya sangat bersyukur dengan nikmat dari perjalanan program pertukaran pelajar ini, banyak sekali pengalamaan yang tidak terlupakan setelah menjalani orientasi selama 3 minggu di Narita, sebuah kota bersebelahan dengan ibukota Jepang, Tokyo,  dan  kota  Nagoya  dalam  rangka  diskusi  publik  tentang  SDGs  (Sustainable Development Goals) di Nagoya University.

Setelah mengikuti orientasi, saya langsung bertolak ke Sapporo dengan pesawat. Sapporo merupakan ibukota prefektur/provinsi Hokkaido. Letaknya di utara Jepang, dan berbatasan dengan negara Rusia. Sehingga suhu di sini dingin walaupun saat ini musim panas.

Uniknya kota Sapporo adalah kehidupan bawah tanahnya sama-sama ramai dengan kehidupan di atas tanah. Bahkan kadang-kadang di beberapa tempat di atas tanah terlihat sepi, dan lebih ramai di bawah tanah.

Sapporo merupakan salah satu kota besar dalam hal kepadatan penduduk di Jepang, namun tidak terlihat padat. Banyak hal yang dapat ditemukan di bawah tanah, seperti mall, perkantoran, stasiun subway, foodcourt, perusahaan, jalan untuk pejalan kaki, dan sebagainya. Saya pun selalu pulang- pergi melintasi perjalanan bawah tanah dengan subway (kereta bawah tanah) dari dorm (asrama) ke sekolah.

 Sapporo kota yang ramai dengan kehidupan bawah tanahnya. | Dokpri
 Sapporo kota yang ramai dengan kehidupan bawah tanahnya. | Dokpri

Sapporo kota yang sepi dari kendaraan pribadi | Dokpri 
Sapporo kota yang sepi dari kendaraan pribadi | Dokpri 

Jika sekolah saya di Blang Bintang, SMA Negeri Modal Bangsa Aceh, setiap hari hanya dengan jalan kaki dari asrama ke sekolah. Berbeda dengan sekolah saya sekarang, Sapporo Shinyo High School, harus menempuh jarak 3 Kilometer dengan subway selama 9 menit dari dorm. 

Subway juga merupakan moda transportasi publik yang paling populer digunakan oleh masyarakat Sapporo, sehingga kota besar ini pun terlihat sepi dari kendaraan pribadi. Manfaatnya, kota ini bebas dari kemacetan, dan polusi.

Pergi ke sekolah dengan Subway di Sapporo, Jepang
Pergi ke sekolah dengan Subway di Sapporo, Jepang

Untuk berbelanja keperluan musim dingin pun saya membeli di mall bawah tanah, karena harganya relatif lebih murah dan ramai pengunjung yang membeli di sini. 

Terdapat 2 mall besar yang membentang di sepanjang bawah tanahnya pusat kota Sapporo, yaitu, Aurora Town, dan Pole Town. 2 mall besar inilah yang menyediakan aneka jenis perbelanjaan.

Eksotisnya kehidupan bawah tanah kota Sapporo dapat dinikmati setiap hari, terutama pagi dan petang. Biasanya ini adalah waktu rutinitas jam pulang-pergi kantor/sekolah, perkumpulan muda-mudi, berbelanja, dan ada juga yang sekedar jalan-jalan bersama keluarga. 

Jangan takut tersesat selama perjalanan di bawah tanah, karena banyak petugas yang akan mengarahkan ke pintu keluar, dan setiap kawasan terintegrasi dengan stasiun subway.

Kepadatan terlihat di stasiun Subway Sapporo pada jam pulang kantor.
Kepadatan terlihat di stasiun Subway Sapporo pada jam pulang kantor.

Kota Sapporo ini dapat menjadi salah satu contoh tata kota yang baik menurut saya. Terutama dengan rencana terkait pemindahan ibu kota Indonesia di daerah baru. 

Saya juga berharap suatu saat nanti, melalui tulisan ini dapat membawa pengaruh positif kepada generasi muda Aceh. Semangat membangun Aceh tidak hanya melalui belajar di sekolah, tetapi juga mencari inspirasi di sekitarnya, karena ada pepatah, "Pengalaman adalah guru terbaik". 

Ini adalah pengalaman pertama saya ke luar negeri, dan dibiayai penuh oleh pemerintah Jepang melalui Yayasan Bina Antarbudaya dan program beasiswa Asia Kakehashi Project.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun