Mohon tunggu...
Ilmia Lasmita
Ilmia Lasmita Mohon Tunggu... -

Seorang ibu dengan latar belakang pendidikan ilmu komunikasi. Berusaha menebar manfaat melalui tulisan untuk berbagi ide, pendapat dan pengetahuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memuji=Pro, Mencaci=Kontra? Tidak Juga!

2 Juni 2014   21:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:48 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilihan umum semakin dekat, masing-masing pasangan capres telah mendapatkan nomor urut pesertanya. Para pendukung pun semakin menunjukkan sikap dengan berbagai macam aksinya, dari mulai memuji pilihannya hingga mencaci lawan capresnya. Demokrasi menjadi semakin hidup, namun sayangnya dihiasi dengan banyaknya pendukung fanatik yang kemudian tidak lagi menggunakan akal sehatnya dalam menilai mana yang benar dan mana yang salah. "Anda setuju pendapat saya, berarti pilihan kita sama, anda teman saya" atau "Anda mengkritisi, berarti anda memilih lawan capres saya, anda musuh saya."

Pemikiran yang sederhana, sesederhana kehidupan rakyat Indonesia pada umumnya. Namun, kita perlu waspada ketika kesederhanaan ini kemudian dimanfaatkan oleh pihak-pihak ketiga yang hanya ingin mengadu-domba. Buka mata dan saksikanlah bahwa banyak pihak yang ingin Indonesia tidak bersatu dalam menempuh jalan kebenaran, tidak ingin Indonesia kuat dalam semangat kebaikan. Perhatikanlah bahwa banyak 'orang-orang salah' dan banyak 'orang-orang jahat' yang tidak menginginkan itu semua. Jangan mau di adu domba, karena kita manusia!

Jadikan perbedaan pendapat sebagai kekayaan sudut pandang, jadikan kritik sebagai materi memperbaiki diri. Acuhkan yang terlalu banyak memberi pujian, jangan hiraukan yang hobi mencaci maki, karena pujian atau cacian bukanlah cara yang objektif dalam menilai. Jadilah pengamat yang pintar, bukan yang mudah terpancing emosi.

Kini, menghadapi debat capres dan kampanye terbuka, saatnya kita membuka pikiran seluas-luasnya dan melapangkan hati seikhlas-ikhlasnya untuk merenungkan kembali pilihan yang sudah kita anggap benar selama ini. Renungkan kembali keunggulan masing-masing capres, dan pertimbangkan juga kelemahannya. Setiap manusia pasti ada kelebihan dan kekurangan. Karenanya, sesuaikanlah dengan apa yang dibutuhkan Indonesia saat ini.  Janganlah mempertahankan capres karena ego anda sendiri: ego karena 'pilihan anda benar, pilihan yang lain salah'. Hati-hati dengan pembenaran yang anda ciptakan sendiri, cari yang memang benar dalam konteks 'benar' yang sesungguhnya, 'benar' yang diridhoi kebenarannya oleh Tuhan yang menciptakan anda. Pilihan anda mencerminkan siapa anda. Jadilah anak bangsa yang berbudi luhur, memilih karena cinta Indonesia, untuk hari ini dan nanti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun