Mohon tunggu...
febricki syaputra HMI
febricki syaputra HMI Mohon Tunggu... -

saya lahir di daerah pertumpahan perang pemikiran yang luar biasa dan saya terlahir dari keluarga biasa. untuk mencapai tujuan dalam hidup saya hanya ada 3 kata Yakin Usaha Sampai.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berfikir Rumit Bertindak Simpel

8 Juli 2012   17:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:10 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal pertama yang harus disadari oleh manusia yang ada di indonesia hari ini adalah kita satu bumi pertiwi, satu nusa, satu bangsa, satu tanah air. Semua kata-kata itu sudah lazim kita dengarkan dan kita baca namun dalam kenyataannya sangat miris sekali, menakutkan dan memalukan wajah putra putri indonesia. Orang cerdas lupa diri dan autis dengan kecerdasannya sendiri tanpa memikirkan bagaimana mencerdaskan bangsa ini. Banyak berita di media massa menyebutkan bahwa indonesia merupakan negara terkorup di dunia internasional mendapat urutan yang sangat memalukan. berdasarakan sumber bacaan yang saya dapat "Dan dari survey yang dilakukan oleh transparency.org, sebuah badan independen dari 146 negara, tercatat data 10 besar negara yang dinyatakan sebagai negara terkorup, negara mana sajakah itu.?inilah sepuluh negara tersebut..
Daftar 10 negara terkorup di Dunia :

1. Azerbaijan
2. Bangladesh
3. Bolivia
4. kamerun
5. Indonesia
6. Irak
7. Kenya
8. Nigeria
9. Pakistan
10. Rusia.

Tambahan : dari daftar di atas, negara kita berada di peringkat ke 5 negara terkorup di dunia, tapi di tingkat asia pasifik, negara kita adalah yang terkorup.
berikut adalah 5 besar negara paling korup di Asia-Pasifik :

1. Indonesia
2. Kamboja
3. Vietnam
4. Filipina
5. India

sumber : http://forum.detik.com/showthread.php?p=18311551

Sebenarnya siapa yang bodoh kita atau orang lain. Apa yang anda pikirkan tentang hal di atas, apakah masih berkomentar dan beteriak keadilan, pertanyaannya adalah apa yang akan kita lakukan sekarang??

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun