Mohon tunggu...
Riyanto
Riyanto Mohon Tunggu... Novelis - https://susahtidur.net

A stoic

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kenapa Semesta Disebut Cosmos Sementara Isinya Penuh dengan Chaos?

13 Mei 2019   15:00 Diperbarui: 13 Mei 2019   15:24 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Benar bahwa keselarasan memiliki sifat mengekang, dan kebebasan hanya bisa didapat dengan lepas dari kekangan tersebut. Well, tidak segalanya lantas harus memberontak untuk mendapatkan kebebasan, namun tentu tergantung dengan kebebasan macam apa yang ingin didapat oleh seseorang, yang sudah pasti, suatu kebebasan sekecil apa pun, harus ada aturan atau keselarasan yang dilanggar.

Pikiran manusia, keinginan manusia, juga kebebasan, adalah wujud dari ketidakselarasan.
Pun semesta kita tinggal, meski populer dengan istilah Kosmos atau Cosmos atau keselarasan, pada mulanya berawal dari ketidakselarasan yang benar-benar tidak selaras dan paling berantakan, dimulai dari Ledakan Besar.

BANG!!!

Semesta lahir. Memuntahkan segalanya, memburaikan segalanya, membakar segalanya, dan setelah itu proses Expanding dimulai. Semesta yang kacau mulai meluas sedikit demi sedikit dan ledakan-ledakan yang terus terjadi di berbagai penjuru semesta mulai menghasilkan bintang-bintang muda. Zat-zat penyusun bintang yang tidak memadat lantas bergumul menjadi satu, membentuk nebula, dan di dalam nebula inilah proses ketidakselarasan terjadi terus-menerus, dan di dalamnyalah lahir bintang-bintang baru yang lantas mengembara ke semesta yang semakin meluas, memulai fase kehidupan bintang dimulai dari menyala selama triliunan bahkan kuadriliunan tahun, lantas ketika reaksi fusi nuklirnya habis, mereka mati.

Meledak menjadi Nova, atau jika bintang itu memiliki massa yang lebih besar akan menjadi Supernova yang dahsyat, atau apabila memiliki massa yang lebih besar lagi, bintang tersebut akan meledak jauh lebih dahsyat lagi dalam bentuk Hypernova. Kemudian runtuh oleh gravitasinya sendiri menjadi bintang kerdil, bintang neutron, atau runtuh terus menuju kepadatan tak terhingga dan menjadi singularitas dan mampu menarik segala sesuatu, meremukkannya, sehingga cahaya sekalipun tak mampu lolos, lebih dikenal dengan istilah Lubang Hitam.

Lihat bagaimana ketidakselarasan-ketidakselarasan itu terjadi?  Dari ledakan jutaan kali itulah tercipta unsur-unsur kehidupan. Planet mulai terbentuk, mengembara di angkasa luas yang masih sangat muda, tertarik oleh gravitasi bintang yang ia temui, lantas mengorbit. Membentuk sebuah sistem bintang dan menunggu planet-planet lain bergabung jika ada, atau planet-planet lain lebih tertarik dengan bintang lain, sistem bintang ganda, barangkali? Atau lebih ekstrim, mengorbit pada sebuah lubang hitam.

Apa pun yang mereka orbit, pada intinya sebuah sistem mulai terbentuk. Di sisi lain, sistem bintang itu mulai tertarik dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Gravitasi yang lebih dahsyat, sehingga sebuah sistem bintang akan mulai berkumpul membentuk gugus bintang bersama kuadriliunan bintang lain, lantas mengorbit sebuah Supermassive-Blackhole sehingga sistem Galaksi terbentuk.

Pada sebuah sub sistem lain yang jauh lebih kecil dibandingkan sistem galaksi, di sebuah sistem bintang, pada sebuah planet yang mengorbit bintang muda, kehidupan mulai tercipta, dimulai dari mikroba yang merajalela dan menjadi penghuni utama planet selama berjuta-juta tahun, menjaga keselarasan habitat mereka, lantas evolusi terjadi. Sementara Konsep Agung Semesta mulai tercipta dan menjalin keselarasan sehingga layak kita sebut Kosmos, pada tingkat lebih kecil lagi, justru tak ada Kosmos yang terjadi. Ketidakselarasan kembali muncul dan menyapu bersih keselarasan yang terjada.

Evolusi.

Ya. Evolusi adalah wujud dari ketidakselarasan yang terjadi.

Evolusi tidak akan terjadi apabila gen pada suatu organisme tidak mengalami penyimpangan, sementara penyimpangan yang terjadi itulah yang pada akhirnya setelah berlalu jutaan tahun, membentuk kehidupan seperti yang akhirnya menjadi kehidupan yang kita kenali saat ini. Evolusi, Penyimpangan Gen tersebut adalah wujud pemberontakan dari sebuah sistem yang ada sehingga membentuk ketidakselarasan yang menjadi cikal-bakal keberadaan kita di Bumi ini. Ironi bukan, bagaimana kita selalu menginginkan keselarasan padahal segala sesuatu tentang kita berasal dari ketidakselarasan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun