Mohon tunggu...
Laras Octawa Zimbalist
Laras Octawa Zimbalist Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Guru Sekolah Dasar Negeri kab Cianjur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Memaknai Hari Kelahiran

26 September 2019   22:13 Diperbarui: 26 September 2019   22:31 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah tentunya manusia dicipakan ke dunia dilahirkan dari rahim seorang ibu. Hal tersebut merupakan fitrah bagi setiap manusia di bumi ini. Setiap orang dilahirkan berbeda hari, tanggal, bulan dan tahun. Hal tersebut sudah menjadi qada (ketetapan) sang Ilahi yang tertulis di Lauh Mahfud jauh sebelum manusia diciptakan.

Hari kelahiran adalah dimana pada hari tersebut, kita dilahirkan pertama kali melihat dunia. Dilahirkan oleh seorang ibu, dibantu dokter dan perawat.

Bayangkan betapa besar jasa ibu kita yang telah melahirkan kita ke dunia ini. Mempertaruhkan raga dan nyawa demi lahirnya sang buah hati, oleh sebab itu pantas jika dikatakan pengorbanan ibu tidak tergantikan oleh emas permata.

Hari kelahiran, banyak orang menyebutnya dengan hari Ulang Tahun. Mengapa disebut ulang tahun? Karena pada tanggal dan bulan tersebut setiap tahun diperingati sebagai hari kelahiran kita.

Bagaimana sejatinya memaknai hari kelahiran? Dari tahun ke tahun usia semakin bertambah, dalam arti eksplisit jatah hidup kita berkurang. Lalu apakah manusia tersebut dapat menunjukkan perkembangan yang signifikan? Jawabannya ada pada pribadi masing-masing.

Memaknai hari kelahiran, kita sejenak  refleksi, mencoba merenugkan sejauh apa langkah kita di setahun kemarin hingga detik ini. Sudahkah kita rajin beribadah kepada Sang Maha Pencipta?

Sudahkah kita hidup rukun dengan keluarga, teman, tetangga di lingkungan masyarakat, Sudahkah kita melakukan berbuat baik, menolong sesama manusia sebagai perwujudan dari sila-sila pancasila.

Identiknya hari kelahiran, berkaitan dengan momen ulang tahun, tiup lilin dan potong kue. Hal tersebut sebagai simbol ungkapan rasa syukur kita karena usia telah bertambah semakin dewasa, dan tentunya dengan bertambahnya usia kita harus lebih menunjukkan pribadi yang lebih matang secara spritual, sosial, emosional agar kehidupan kita lebih berarti untuk orang-orang disekitar.

Semoga kita semua dapat memaknai hari kelahiran kita untuk lebih introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih unggul dalam segala sendi aspek kehidupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun