Mohon tunggu...
Laode Faraz
Laode Faraz Mohon Tunggu... Mahasiswa - haloooo

hai haii

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terakhir, Bukan Akhir

3 Juni 2022   00:56 Diperbarui: 3 Juni 2022   01:00 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Pada kesempatan kali ini saya akan meyeritakan keluh kesah juga suka duka dari pembelajaran mata kuliah Kewarganegaraan pada semester 2 yang diajar oleh dosen yang sama seperti mata kuliah Pancasila pada semester 1, beliau adalah Pak Edi Purwanto. Sejak semester 1 Pak Edi merupakan dosen yang menurut saya unik karena cara mengajarkan beliau yang berbeda dari dosen lainnya.

Pada semester pertama, beliau awalnya menugaskan kepada kita untuk membagi kelompok untuk presentasi materi per-minggunya, kemudian akan ada tugas individu bagi masing-masing mahasiswa untuk membuat artikel berisi minimal 800 kata tentang materi tersebut. 

Pada semester kedua, beliau sedikit merubah sistem penugasan karena merasa kurang efektif dengan mengadakan diskusi materi lewat zoom atau google meet. 

Jadi pada semester kedua ini beliau hanya menugaskan kami untuk menulis artikel saja tanpa adanya zoom atau google meet. Namun, artikel yang kami buat pada semester dua ini tidak menulis tentang materi dari mata kuliah kewarganegaraan, melainkan kami lebih ditugaskan untuk banyak melakukan wawancara tentang tema yang diberikan oleh Pak Edi. 

Mungkin maksud dari Pak Edi menugaskan demikian karena ingin mahasiswanya untuk memiliki inisiatif lebih baik dalam mengutarakan sesuatu, dan ingin agar kami memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dengan mencari apa yang akan ditanyakan untuk wawancara kepada orang yang bersangkutan dengan tema yang diminta.

Sejujurnya tugas ini tidak terasa berat jika tidak ada kendala pada saat melaksanakannya. Kendala yang paling sering terjadi adalah rasa malas yang memuncak hehe. 

Terkadang rasanya kasur menjadi magnet kutub utara dan punggung menjadi magnet kutub selatannya, sehingga akan terjadi gaya tarik-menarik yang sangat kuat dan sulit untuk melepasnya. 

Atau kadang ada aura dalam jiwa yang mengeluarkan mindset 'belum dekat deadline' yang membuat saya sendiri menjadi semakin jauh dari keyboard untuk mulai menulis mengerjakan tugas artikel, dan malah melanjutkan kegiatan yang entah apa gunanya. 

Bahkan disaat gempuran tugas yang bertubi-tubi pada saat mendekati UAS, seringkali diri ini merasa gabut dan lanjut melakukan kegiatan tak berguna lainnya padahal banyak tugas yang mengantri untuk diselesaikan. Dasar saya dan kebanyakan mahasiswa lainnya. 

Tetapi hal yang paling menghambat saya pada saat semester dua ini adalah laptop saya yang rusak sehingga tidak dapat digunakan untuk mengerjakan tugas, benar-benar hal yang membuat tugas artikel saya menjadi semakin numpuk dan tak terselesaikan.

Sampai pada akhirnya saya baru mengservis laptop saya setelah lebaran karena orang tua saya yang datang ke Malang hehe. Setelah itu baru saya mulai mengerjakan semua tanggungan tugas yang ada secara semangat dan tergesa-gesa, ditambah panik dikit juga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun