Mohon tunggu...
Lany Hardila
Lany Hardila Mohon Tunggu... Guru - Seorang anak perempuan, istri, guru dan akan menjadi ibu.

Semangat menjadi penulis! Semangat menjadi guru inspiratif! Semangat menjadi orang yang bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Memeluk Hujan

3 Desember 2018   17:03 Diperbarui: 3 Desember 2018   17:28 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bagaimana jikalau aku cemburu pada takdir kita?

menjauh bak aksara dan angka pada deretan kata tanpa makna

kita berdua, tapi anganku saja

kita berdua, tapi aku dengan sepi kau dengannya

seperti memeluk hujan..

hampa tanpa raga

bagaimana jika aku rindu pada waktu?

saat aku melihat bayangmu, meski hanya berlalu..

meski kau tahu.. aku hanyalah hujan yang berderai pada kayu, namun kau tak tahu..

aku menjadi rapuh setelah itu..

lalu, anggapan itu aku tahu, kau mencintai nasibmu, aku berharap itu akan salah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun