Mohon tunggu...
Arfano Sapto
Arfano Sapto Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Universitas Paramadina

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

China dan Pentingnya Bahasa Mandarin

6 Oktober 2010   05:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:41 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa, tidak dapat dipungkiri merupakan upaya komunikasi utama yang menyatukan perbedaan diantara kita. Terdiri dari bangsa yang multikulrtural, Indonesia disatukan oleh satu bahasa nasional, bahasa Indonesia. Bahasa universal negara kita, yang minim kerancuan meskipun dipakai oleh semua orang dari berbagai kultur dan bangsa.
Begitu juga dengan berbagai negara di kancah internasional. Laksana penyakit yang endemik, kedekatan kita dengan teman, juga akan mempengaruhi citra diri. Dekat dengan penjual parfum, makan kita cukup harum, dekat dengan pencuri, maka akan ikut senang berbohong, dekat dengan penjual ikan, dekat dengan bau amis. Dalam hal negara, dekat dengan negara dengan aliran para komunis atau liberal, maka tidak menutup kemungkinan bahwa kebijakan negara dipengaruhi oleh 'bau-bau' komunisme atau liberalisme.
Begitu juga dengan tatanan global internasional sekarang. China sekarang muncul sebagai salah satu kekuatan muli polar dari negara dunia ketiga yang sukses menandingi Amerika dan Jepang di bidang industri dan perdagangan. Indonesia, sebagai salah satu rekanan trade area dari China, ada baiknya kita ikut mempertinggi kualitas dan kuantitas kerjasama dengan China, sejauh foreign policy yang saling membangun dan China ikut memfasilitasi tercapainya national interests Indonesia.

Untuk itu, dibutuhkan banyak kemampuan anak bangsa yang aktif dalam bersosialisasi, berdiplomasi, dan menjalin kerjasama dengan China. Bagaimana hal ini dapat terealisasi dengan baik. Salah satu kuncinya ialah mempelajari bahasa dan kebudayaan China. Kenapa ini penting? karena dalam teknik diplomasi, penting bagi lawan seorang negosiator untuk berempati dan meletakkan diri di lawan negosiatornya, agar proses negosiasi berjalan lancar karena lawan diplomasi merasa dikenal, dan dekat secara informal. Pendekatan bahasa dan kultural yang dianggap personal, mempengaruhi pendekatan struktural bagi sebuah proses negosiasi di China, hal ini sesuai dengan kultur dan kebiasaan orang China.

Sehingga, pentingnya bagi generasi muda sekarang memiliki second foreign language selain Bahasa Inggris, yaitu bahasa Mandarin. Karena generasi bangsa yang mengglobal, tidak hanya akan bertemu orang-orang dari belahan dunia yang berbahasa Inggris saja, melainkan juga akan bertemu orang-orang dari China yang berbahasa Mandarin, karena penduduk China merupakan 20% dari penduduk dunia.

Selamat belajar dan mengeksplorasi bahasa Mandarin!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun