Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ironi Ojek Online

26 Desember 2015   03:29 Diperbarui: 26 Desember 2015   03:59 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Antusiasme masyarakat yang tinggi dengan mendaftar menjadi driver ojek online harus dilindungi akan berpotensi dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. seperti mengantar barang terlarang seperti Narkoba."][/caption]Trasportasi online sekarang sudah tidak asing lagi di masyarakat kota-kota besar seperti Jakarta. Para penduduk kota yang sudah penat dengan kemacetan dan buruknya pelayanan trasportasi missal. Sekarang lebih memilih berpergian dengan diantar-jemput tukang ojek melalui aplikasi yang terpasang di gadget tanpa harus mencari mereka dulu di pangkalan. Di Jakarta sendiri Ojek Online dipelopori oleh Go-Jek, yang kemudian disusul oleh Grab Bike, dan pendatang baru Blu-Jek.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, kendaraan roda dua tidak dimaksudkan untuk angkutan publik. Tetapi karena belum memadainya transportasi publik yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mencabut larangan beroperasi transportasi berbasis online.

Layanan aplikasi ojek seperti Go-Jek dan Grabbike selama ini tidak menyatakan diri sebagai perusahaan transportasi, melainkan sebagai perusahaan aplikasi smartphone yang dimanfaatkan untuk keperluan jasa transportasi yang telah diakui sebagai lapangan usaha oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Sebab pada kenyataannya bisnis aplikasi online membuka pasar yang luas bagi penyedia jasa.

“Go-Jek, misalnya, Selain jasa antar-jemput penumpang, ada Instant Courir dan Shopping. Layanan Instant Courir adalah jasa penjemputan dan pengiriman paket. Dengan layanan ini, dapat mengirimkan paket atau barang dengan segera pada hari itu juga tanpa mesti menunggu antrean atau kuota terlebih dahulu dengan pembayaran disesuaikan jarak tempuh.

Sedang Grabbike memiliki Grab Express yang menjamin keamanan dan terasuransikan.Grab Express biker akan datang ke lokasi yang kita tulis dalam konfirmasi pemesanan melalui aplikasi GrabTaxi dan akan langsung mengirimkan paket tersebut ke Penerima yang dituju dengan aman, cepat, dan pasti.

Tetapi Layanan Instant Courir atau Grab Express masih perlu perbaikan karena akan berpotensi dimanfaatkan oleh oknum yang tak bertanggung jawab, seperti kasus yang dialami salah satu personel Grub Band Geisha, Roby Satria (19/11/2015) ditangkap menerima narkoba dari seorang kurir yang dipesan melalui jasa ojek online. Karena sempat mengantar barang beberapa kali dan curiga dengan barang yang dipesan, tukang ojek tersebut melaporkan hal itu kepada polisi. Dalam kasus ini, pelayanan Instant Courir perlu dibenahi sebab pengemudi ojek hanya bertugas menjemput dan mengirim paket tanpa harus memeriksa apa isi di dalamanya. Padahal menurut laporan BNN, Jasa penitipan pun juga tak luput dari jajahan para pengedar. Sebab mengenal ciri-ciri bentuk narkoba tidaklah mudah karena pengedar biasanya mengemas dengan produk-produk tertentu agar tak mencurigakan.

Salah seorang operator bertugas di bagian call center Gojek mengakui jika pola penjualan narkoba melalui layanan antar memang sering ditemukan dengan modus itu beragam seperti bungkusan pasta gigi atau bungkusan coklat. Untuk itu pihak Go-jek membekali para Driver Gojek dengan training. Serta bekerjasama dengan pihak Kepolisian dan BNN.

Namun semakin maraknya pengendara ojek online tentunya juga membuat persaingan antar pengendara jasa ojek online itu sendiri. Alhasil tak sedikit di antara mereka yang melakukan kecurangan agar mendapat keuntungan. Dengan begitu kelalaian driver mengantar narkoba semakain meningkat.

Ojek online datang memberi angin segar di tengah transportasi di Indonesia yang tak kunjung beres dari masalah kemacetan dan pelayanan yang jauh dari kata memuaskan, tetapi ide awalnya sebagai perusahaan aplikasi smartphone, membuka pasar yang luas bagi penyedia jasa juga berpotensi dimanfaatkan oknum yang tak bertanggung jawab dan hanya ingin mengeruk keuntungan semata. Karena itu perlu adanya filter dan perbaikan pelayanan dan pengawasan.

*

Foto: Koleksi pribadi (trie yas)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun