Mohon tunggu...
Trie Yas
Trie Yas Mohon Tunggu... Jurnalis - Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Sehari-hari bekerja sebagai Graphic design, editing foto, editing video (motion graphic). Namun tetap menulis buat menyeimbangkan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Fenomena Mitos Pulung Gantung

24 Januari 2019   21:09 Diperbarui: 25 Januari 2019   02:07 1305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai Orang yang lahir dan besar di tanah Jawa, tepatnya Jawa Tengah, saya tidak asing lagi dengan mitos pulung gantung, yang dalam bahasa Jawa pulung bermakna takdir. Pulung gantung berarti takdir orang mati dengan cara gantung diri. Mitos itu menjalar dari mulut ke mulut, dari generasi satu ke generasi berikutnya.

Dulu waktu masih kecil, sebelum merantau ke kota, saya sering mendengar obrolan orang-orang tua, jika melihat penampakan bola api yang terbang di langit, berarti cepat atau lambat akan ada yang kena musibah atau ada kematian.

Saya sebagai bocah kecil sempat mikir, apa hanya gara-gara melihat "Pulung" seseorang langsung memutuskan mati, atau itu hanya sebauh pertanda akan adanya marabahaya dan kesedihan saja? Karena saya masih kecil saya tak mencari tahu lebih jauh dan seiring dewasa dan kesibukkan rutinitas cerita mitos tentang pulung gantung pelan-pelan hilang dalam ingatan.

Namun, ingatan itu samar-samar datang kembali ketika saya mengerjakan tugas tentang fenomena Kasus bunuh diri di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta. Rata-rata terjadi 30 kasus bunuh diri. Angka itu ternyata cukup tinggi dibanding angka bunuh diri wilayah lain Indonesia. Sebagian besar korban mati memakai metode gantung diri dan fenomena sosial ini diselimuti mitos Pulung gantung.

Saya juga melihat hubungan bunuh diri dan pulung gantung ini dari film Ziarah. Di mana salah satu scene ada yang ditemukan gantung diri dan para tokoh yang saling bercakap jika penyebab gantung diri ini karena melihat pulung gantung.

Jadi Apa sebanarnya Pulung Gantung itu? Pernyataan waktu masih bocah itu kembali perputar di otak ini....

Trie Yas
Trie Yas

Pulung gantung menjadi isyarat genting: akan ada orang yang bunuh diri di desa tempat jatuhnya clorot tersebut. Banyak masyarakat Gunungkidul menyakini bola bercahaya yang jatuh melintasi rumah penduduk desa membuat penghuninya kehilangan pijakan, tak tahu arah, dan kebingungan.

Konon menurut cerita, warga yang kebetulan melihat pulung gantung sontak akan membunyikan kentongan keras-keras untuk mengusir makhluk gaib itu pergi sehingga tak ada warga yang terkena efek buruknya.

Lantas jika ada korban, biasanya masyarakat akan membakar atau meratakan dengan tanah tempat korban bunuh diri. Selain itu mereka juga melakukan bersih desa dengan menggelar pagelaran wayang dan doa bersama supaya tidak ada korban selanjutnya.

Kendati begitu, masih banyak juga pelaku yang nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah rumah mereka dijatuhi pulung gantung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun